WASHINGTON – Sarah Palin tampil di acara O-Reilly Factor berbicara tentang National Day of Prayer, namun dia bergerak sedikit lebih jauh dari pernyataannya yang biasa menyebut Amerika sebagai bangsa Kristen. “Saya pikir kita harus menjaganya tetap bersih dan sederhana, kembali pada apa yang dimaksud oleh para pendiri bangsa dan dokumen pendiri negara kita,” ujarnya. “Mereka cukup jelas bahwa kita akan menyusun hukum berdasarkan Kitab Injil dan 10 Firman Tuhan, cukup sederhana.”
Apa yang akan ia katakan pada warga non-Kristen yang dibesarkan dalam kebudayaan yang berbeda, “Selamat datang di Amerika, di mana kami bersifat toleran dan kalian memiliki kebebasan untuk mengekspresikan agama apa pun, kalian dapat berpartisipasi dengan damai dalam agama apa pun yang kalian pilih, itulah yang dimaksud dengan Amerika,” ujarnya.
Sementara itu, sebuah kelompok kebijakan publik Ateis mengkritik tajam pernyataan Sarah Palin agar hukum AS didasarkan pada Injil Kristen.
Palin disebut-sebut sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri dalam pemilu tahun 2012.
Dr. Ed Buckner, presiden American Atheist, mengatakan bahwa pernyataan Palin memperlihatkan kurangnya pengetahuan tentang evolusi hukum dan sejarah Amerika. “Jika kita tidak tahu, kita mungkin akan menyimpulkan bahwa pendidikan Sarah Palin ditempuh di Texas dengan menggunakan buku pelajaran yang sekarang berusaha dipalsukan oleh Dewan Pendidikan Texas.”
“Konstitusi dan Rancangan Undang-undang HAM kita tidak didasarkan pada Injil dan para bapak bangsa, yang beberapa di antaranya sangat relijius, menyarankan pemisahan antara pemerintah dan agama. Bahkan, Thomas Jefferson menulis dalam sebuah surat resmi sebagai presiden tentang perlunya tembok pemisah antara gereja dan negara. Jefferson juga menulis secara eksplisit tentang kebohongan bahwa hukum kita didasarkan pada 10 Firman Tuhan.”
Buckner mengatakan bahwa dokumen-dokumen utama seperti Konstitusi dan Deklarasi Kemerdekaan tidak merujuk pada Injil Kristen atau sudut pandang agama tertentu. “Konstitusi, piagam dasar kita, secara historis pantas untuk diperhatikan karena untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia sebuah piagam pemerintahan yang tidak mengandung otoritas ketuhanan apa pun dikeluarkan. Dinyatakan dengan nama “Kami sebagai rakyat”, bukan dengan nama Yesus, Allah, atau Budha. Ibu Palin, Amerika Serikat tidak pernah menjadi sebuah teokrasi, dan sekarang adalah waktu yang buruk untuk mengubahnya.”
Dave Silverman, wakil presiden dan direktur komunikasi untuk American Atheist, mengatakan bahwa komentar tak berpengetahuan dari Sarah Palin itu adalah sinyal bahwa kampanye masa depannya mungkin akan memainkan “kartu agama” untuk memenangkan suara.(suaramedia)