30 May 2010

Obama, Kesepakatan Iran, Turki, dan Brasil

Isu kesepakatan segitiga Iran, Brasil, dan Turki tentang tukar-menukar uranium, yang ditandatangani di Teheran pada 17 Mei 2010 silam, ternyata terus menyingkap rahasia.


Dalam kesepakatan tersebut, Iran siap mengapalkan 1.200 kg uranium yang sudah diperkaya dalam skala rendah ke Turki untuk ditukar dengan 120 kg bahan uranium yang sudah diperkaya dalam skala tinggi oleh salah satu negara Barat.


Harian berbahasa Arab Al Hayat edisi Rabu (26/5) mengungkapkan, keberanian Brasil dan Turki menandatangani kesepakatan dengan Iran soal tukar-menukar uranium itu sesungguhnya karena didukung oleh Presiden AS Barack Obama.


Menurut harian tersebut, tiga pekan sebelum penandatanganan kesepakatan itu, Turki dan Brasil menerima surat tertulis dari Presiden Obama. Dalam surat itu, Obama meminta Turki dan Brasil bertindak sebagai mediator dengan Iran untuk ikut menyelesaikan isu program nuklirnya secara damai.


Menurut Obama, Turki dan Brasil adalah dua negara yang tepat menjadi mediator dengan Iran karena dua negara tersebut memiliki kedekatan hubungan dan dipercaya oleh Teheran.


Surat tertulis dari Obama kepada Turki dan Brasil sebenarnya klimaks dari upaya Obama mencari jalan damai menyangkut isu nuklir Iran. AS dan Turki sesungguhnya sudah menjalin kontak sejak akhir tahun lalu, persisnya pascakesepakatan Vienna tentang tukar-menukar bahan uranium antara Iran dan Kelompok Negara 5 + 1 (AS, Rusia, China, Inggris, Perancis, tambah Jerman) pada Oktober tahun lalu. Iran mundur dari kesepakatan Vienna itu setelah mendapat kritik dari kubu garis keras di dalam negeri.


Menlu Turki Ahmet Davutoglu turun tangan mengontak Menlu AS Hillary Clinton untuk mencari jalan tengah antara Iran dan Barat soal isu nuklir, menyusul Iran tidak menghormati kesepakatan Vienna. Davutoglu terus mendekati Iran agar percaya dan bersedia mengirim uraniumnya ke luar negeri. Davutoglu sempat mengusulkan kepada Iran agar mengirim bahan uraniumnya itu dengan pesawat khusus ke Turki. Namun Iran masih tidak percaya, khawatir Barat membohongi Iran dan Turki dengan tidak mengembalikan lagi bahan uranium milik Iran itu.


Menlu Turki itu akhirnya pada April lalu mengunjungi Brasil untuk mengajak bersama meyakinkan Iran agar mau mengirim bahan uraniumnya itu ke Turki. Davutoglu saat itu berhasil memperoleh jaminan Brasil untuk mengirim uranium milik Brasil ke Iran sebagai pengganti jika Barat berbohong dengan tidak mengembalikan bahan uranium milik Iran yang dikirim ke luar negeri itu.


Dengan jaminan bersama Brasil dan Turki itu, Iran akhirnya melunak dan bersedia mengirim bahan uraniumnya ke Turki. Obama menyambut baik kesepakatan internal Brasil, Turki, dan Iran itu. Itulah misteri dibalik kesepakatan historis Iran, Brasil, dan Turki yang hingga kini terus menjadi buah bibir.


Harian Al Hayat mengatakan, AS kini tetap berusaha menjatuhkan sanksi atas Iran melalui DK PBB meskipun telah tercapai kesepakatan segitiga itu sehingga kini muncul perbedaan pendapat antara AS di satu pihak serta Turki dan Brasil di pihak lain karena tiga faktor.


Pertama, hanya bertujuan sebagai tekanan terhadap Iran agar Teheran tidak mundur dari kesepakatan segitiga itu di saat-saat terakhir, seperti kasus sikap Iran atas kesepakatan Vienna. Bisa pula kesepakatan segitiga tersebut masih terdapat banyak kelemahan, tidak sesuai dengan harapan Obama.


Kedua, agar AS tidak kehilangan muka di depan Israel. Ketiga, menjaga citra Obama di dalam negeri AS.


Menurut skenario Turki-Brasil seperti diungkap harian Al Hayat, jika proses tukar-menukar uranium sesuai dengan kesepakatan segitiga itu berjalan sukses, akan diusahakan dilanjutkan proses tukar-menukar bahan uranium berikutnya antara Iran dan Barat yang dilakukan di wilayah Turki, hingga rasa saling tidak percaya di antara kedua pihak tersebut akhirnya pupus. Artinya, jika nanti kesepakatan segitiga Brasil, Turki, dan Iran bisa dilaksanakan secara sukses, akan dilanjutkan dengan kesepakatan serupa berikutnya.


Dengan kata lain, penyelesaian isu program nuklir Iran harus bertahap, tidak bisa sekaligus dan cepat. Seperti ditegaskan PM Turki Recep Tayyip Erdogan, kesepakatan segitiga itu bukan merupakan solusi spontan, melainkan membuka jalan ke arah solusi damai yang masih membutuhkan waktu dan kesabaran. Itulah tugas Turki dan Brasil untuk meyakinkan Barat tentang program jangka panjangnya menyangkut isu nuklir Iran.(kompas)

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Obama, Kesepakatan Iran, Turki, dan Brasil Deskripsi: Isu kesepakatan segitiga Iran, Brasil, dan Turki tentang tukar-menukar uranium, yang ditandatangani di Teheran pada 17 Mei 2010 silam, terny... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►