LONDON – Sebuah surat kabar terkemuka Inggris mengungkapkan bahwa sebagian besar penduduk Afghanistan yakin Amerika mendanai gerakan Taliban agar memperpanjang berlangsungnya perang di Afghanistan.
Harian Guardian mengungkapkan bahwa helikopter Angkatan Darat AS secara reguler mengirimkan pasokan di belakang Taliban. Harian itu juga menyebutkan bahwa AS bahkan mendanai madrasah-madrasah Taliban.
Masyarakat Afghanistan meyakini bahwa Barat memang tidak pernah berniat mengakhiri penjajahan di negara tersebut, kata laporan itu.
Hampir mustahil menemukan siapa pun di Afghanistan yang tidak percaya AS mendanai Taliban, dan mereka berasal dari kalangan profesional berpendidikan di Afghanistan, yang dipekerjakan oleh ISAF, USAID, organisasi media internasional, dan bahkan para diplomat penasihat AS yang justru paling yakin.
Seorang warga Afghanistan, yang fasih berbahasa Inggris dan suka mengutip Charles Dickens, Bertolt Brecht, dan Anton Chekrov, mengatakan alasannya sudah jelas. “AS punya kepentingan untuk memperpanjang konflik ini sehingga bisa tinggal di Afghanistan dalam jangka waktu lama.”
Menurutnya, kekerasan tiada henti antara pasukan koalisi dan Taliban adalah bukti itu sendiri.
“Di negara ini, kami mengatakan: Anda perlu dua tangan untuk bertepuk,” katanya seraya bertepuk tangan memberikan peragaan. “Sebelah tangan tidak bisa bertepuk tangan sendiri.”
Ia mengatakan, menguasai Afghanistan akan memberikan AS kekuatan atas India, Rusia, Pakistan, dan China, belum termasuk negara-negara Asia Tengah.
Sumber itu mengatakan, “AS menggunakan Israel untuk mengancam negara-negara Arab, dan mereka ingin mengubah Afghanistan menjadi hal yang sama,” katanya. “Siapa pun yang mengendalikan Asia di masa mendatang, ia akan menguasai dunia.”
Surat kabar itu menambahkan bahwa jika benar AS ingin menyingkirkan Taliban seperti yang dijanjikan pada 2001, puluhan ribu pasukan internasional yang ditempatkan di negara tersebut bisa dengan mudah menghancurkan beberapa ribu anggota Taliban di Helmand.
“Bahkan anak yang baru lima tahun tahu ini,” kata seorang jurnalis radio di Kabul kepada Guardian.
“Lihat saja Helmand,” katanya. “Bagaimana mungkin 15.000 pasukan internasional dan Afghanistan gagal menghancurkan beberapa ribu prajurit Taliban yang persenjataannya tidak lengkap?”
Menurut Guardian, Inggris bahkan ingin tinggal di Afghanistan lebih lama dari AS. Harian itu juga mengatakan Inggris ingin bernegosiasi dengan Taliban dengan tujuan pembentukan pemerintahan yang akan mengawasi kepentingan Inggris.
Para pejabat senior di Inggris mengemukakan gagasan perdamaian dengan Taliban, namun rencana tersebut masih belum mendapatkan persetujuan dari Amerika Serikat.
Seorang sumber mengatakan, jika AS benar-benar ingin mengalahkan Taliban, sebetulnya AS bisa menyerang di Pakistan, tapi AS tidak melakukannya. Alasannya sederhana, “Selama Anda belum menyingkirkan sarangnya, masalah akan terus berlanjut. Jika mereka menyingkirkan Taliban, AS tidak akan punya alasan tetap tinggal di sini (Afghanistan).”
Di antara sebagian hal yang sudah banyak diketahui adalah laporan bahwa pasukan nasional Afghanistan mengambil alih pangkalan Taliban dan menemukan pasokan serta senjata yang mirip dengan yang dipasok AS kepada mereka.
Seorang peneliti politik, yang menjadi penasihat badan-badan AS di utara Afghanistan, menghitung ulang bagaimana masyarakat takut dengan kekerasan dari para penguasa wilayah yang terus berlanjut. Ia memberikan deskripsi mengenai kekerasan dan korupsi yang menyebar hingga ke sektor perbankan, pemerintahan, dan perdagangan.
Masyarakat Afghanistan membenci para penguasa wilayah, katanya, tapi AS tetap menginginkan mereka. “Jika mereka disingkirkan, kemudian masuk orang-orang yang kompeten dan bersih, maka pemasukan untuk kami akan menurun.”
sumber: suaramedia