Iran dan Turki menandatangani kesepakatan barter terkait kerjasama nuklir kedua negara itu. Kesepakatan tercapai setelah pihak Iran dan Turki melakukan pembicaraan intensif selama hampir 18 jam dengan mediasi negara Brazil.
Berdasarkan kesepakatan itu, Iran akan mengirimkan 1,2 ton hasil pengayaan uraniumnya ke Turki dan sebaliknya, Turki akan mengirimkan 120 kilogram bahan bakar nuklir ke Iran, yang akan digunakan reaktor nuklir Iran untuk keperluan riset medis.
Pengapalan hasil pengayaan uranium level rendah dari Iran akan dilakukan dengan pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Penandatanganan kesepakatan dilakukan oleh Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad setelah acara sarapan pagi bersama Perdana Menteri Turki Recep Tayyep Erdogan dan Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva pada Senin (17/5).
Setelah pengumuman resmi kesepakatan itu, Presiden Iran menyerukan anggota permanen Dewan Keamanan PBB termasuk negara Jerman untuk membuka kembali dialog terkait program nuklir Iran. Kesepakatan itu sendiri bertujuan untuk meredam kekhawatiran Barat atas program nuklir Iran dan mencegah sanksi lebih lanjut Dewan Keamanan PBB terhadap Iran.
"Inilah saatnya negara-negara 5+` (lima negara anggota tetap DK PBB+Jerman) untuk memasuki babak dialog dengan Iran atas dasar kejujuran, keadilan dan saling menghormati," kata Ahmadinejad.
Dewan Keamanan PBB belum mengeluarkan pernyataan atas kesepakatan Iran-Turki itu, apakah kesepakatan tersebut cukup memuaskan lima anggota tetap DK PBB yang menentang program nuklir Iran.
Sementara, Menteri Luar Negeri Turki Ahmed Davutoglu menilai kesepakatan itu menunjukkan bahwa Iran telah membuka jalan yang konstruktif dan tidak ada alasan lagi untuk menekan dan menjatuhkan sanksi pada Iran terkait program nuklir negara itu.(eramuslim)