TEHERAN – Juru bicara menteri luar negeri Iran Ramin Mehmanparast sekali lagi menolak klaim Uni Emirat Arab bahwa tiga pulau Iran di Teluk Persia tidak bertuan.
Mehmanparast menolak klaim berulang UEA dan menegaskan bahwa ketiga pulau Abu Mousa, Greater Tunb, dan Lesser Tunb adalah bagian tak terpisahkan dari teritori Iran berdasarkan bukti sejarah.
Isu itu diangkat ketika enam anggota permanen Dewan Kerjasama Teluk (GCC) pada hari kamis (13/5) mengekspresikan dukungan mereka pada klaim kedaulatan UEA atas ketiga pulau itu, menyerukan agar Iran menyelesaikan permasalah itu dengan pembicaraan langsung atau melalui Mahkamah Internasional.
GCC, yang terdiri atas sheikhdom otokratis Arab dari Arab Saudi, Oman, Bahrain, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Kuwait, didirikan tahun 1980an untuk mendukung upaya perang mantan diktator Irak Saddam Hussein melawan Republik Islam Iran.
“Ketiga pulau Greater dan Lesser Tunb serta Abu Musa selalu dan akan selalu menjadi milik Iran. Melontarkan klaim tak berdasar tidak akan berdampak pada kedaulatan Iran sedikit pun,” ujar Mehmanparast.
Mehmanparast mengulangi bahwa kesalahpahaman apa pun yang mungkin muncul dapat disingkirkan melalui pembicaraan bilateral.
Ketiga pulau di Teluk Persia yang diperselisihkan itu secara historis telah menjadi bagian dari Iran, buktinya dapat ditemukan di sejumlah dokumen geografis, legal, dan historis di Teheran dan di tempat-tempat lain di seluruh dunia.
Pulau-pulau itu secara temporer jatuh ke tangan Inggris di tahun 1800an namun dikembalikan ke Iran pada tanggal 30 November 1971 melalui prosedur hukum yang mendahului pembentukan Uni Emirat Arab sebagai negara berdaulat.
Iran mengambil Lesser dan Greater Tunb sebagai miliknya, sementara Abu Mousa – satu-satunya pulau yang tidak berpenghuni – ditempatkan di bawah kepemilikan bersama dalam sebuah kesepakatan dengan Sharjah, yang kini menjadi bagian dari UEA.
Namun UEA mengatakan sejak saat itu Iran telah mengambil alih kendali atas semua akses ke pulau strategis itu dan membangun sebuah bandara serta pangkalan militer di Abu Mousa.
Bulan lalu, Iran marah terhadap UEA yang membandingkan kendali Teheran atas ketiga pulau itu dengan pendudukan Israel, saat Garda Revolusi mempersiapkan manuver di Teluk dan Selat Hormuz.
“Komentar tentang pulau-pulau Iran di Teluk Persia tidak benar dan tidak dipikirkan dengan baik,” ujar Mehmanparast pada kantor berita Mehr.
Menteri Luar Negeri Emirat, Sheikh Abdullah bin Zayed al Nahayan menyamakan kendali Iran atas ketiga pulau strategis di bagian selatan Teluk dengan pendudukan Israel di wilayah Arab.
Sementara itu, Brigadir Jenderal Hossein Salami mengatakan bahwa manuver Iran yang berlangsung selama tiga hari itu memperlihatkan kekuatan laut Garda Revolusi.
“Memelihara keamanan di Teluk Persia dan Selat Hormuz sebagai rute energi dan ekonomi utama dunia adalah tujuan utama dari permainan perang ini,” ujarnya. “Permainan perang ini bukan ancaman terhadap negara sahabat mana pun.”
Angkatan Laut, Udara, dan Darat dari Garda Revolusi ikut serta dalam manuver itu. Angkatan bersenjata Republik Islam seringkali menyelenggarakan latihan dalam upaya untuk memperlihatkan kesiapan mereka mencegah aksi militer apapun oleh Israel atau AS.
(suaramedia)