Mantan pengawas senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Scott Ritter menilai ketidakpahaman AS terhadap kondisi Afghanistan sebagai masalah utama di negeri pendudukan itu.
Pada 2003, Scott Ritter membongkar kebohongan klaim AS tentang keberadaan senjata pembunuh massal di Irak. Kepada Press TV, Ahad (23/4) Ritter memaparkan perkembangan terbaru di Irak dan Afghanistan.
"Salah satu realita menyedihkan adalah keputusan Presiden Barack Obama untuk menambah jumlah pasukan di Afghanistan dan ia sama sekali tidak memberikan jawaban memuaskan atas langkahnya itu," kata Ritter.
Usulan Panglima Militer AS dan NATO di Afghanistan, Jenderal Stanley McCrystal untuk menambah jumlah pasukan di negara itu telah terkabulkan, namun tidak ada yang tahu secara pasti tentang misi pasukan AS di Afghanistan.
"Kami telah melaksanakan operasi luas di kawasan Marjah, Afghanistan yang menyerupai sebuah tragedi dan rencananya operasi berikutnya digelar di Kandahar, padahal kami tidak mengerti apa yang kami cari di Afghanistan," tandasnya.
Lebih lanjut, Ritter menuturkan, "Kami bahkan tidak mengerti apakah masalah Afghanistan dan Pakistan dapat diselesaikan lewat perundingan atau opsi militer. Dan dengan kondisi seperti ini, jika kami ingin berbuat sesuatu di kawasan, langkah itu hanya akan memperburuk kondisi."
"Kami sudah sedemikian larut dengan kondisi kami sendiri saat ini di tingkat dunia dan tidak mengerti apa yang tengah terjadi di sekeliling kami," tambahnya.
sumber: irib