Masa depan senapan standar senjata infanteri yang digunakan oleh pasukan Amerika di Afghanistan sedang dikaji di tengah adanya kekhawatiran bahwa senjata yang dipakai pasukan AS, merupakan senjata yang salah untuk operasi di Afghanistan.
Dengan peluru bercahaya senapan M4 yang saat ini dipakai oleh pasukan AS di Afghanistan, kecepatannya dan kekuatan membunuh dalam pertempuran jarak jauh kurang memadai, menyebabkan senjata pasukan Amerika harus kalah oleh Taliban yang menggunakan senapan Kalashnikov AK47 dan senapan penembak SVD tua Rusia.
Pasukan Inggris menghadapi dilema yang sama, namun Departemen Pertahanan mengatakan kemarin bahwa tidak ada rencana merela untuk meninjau penggunaan senapan SA80A2, yang menembakkan peluru kaliber 5.56mm. "Kami akan secara terus-menerus meninjau semua kemampuan kami," kata juru bicara departemen pertahanan Inggris.
Bagaimanapun, Inggris telah mengikuti Amerika Serikat dalam investasi 400 senapan baru penembak jitu kaliber yang lebih besar, yang menggunakan putaran 7.62mm lebih berat, dan efektif dalam rentang yang lama. senjata ini diharapkan akan digunakan di Afghanistan, berdampingan dengan senapan standar, pada akhir bulan ini.
Angkatan Darat AS, melihat mereka harus beralih dari senapan M4, yang hanya akurat sampai 1.000 kaki. Hal ini memperlihatkan sembilan tentara infanteri di setiap pasukan berperan sebagai penembak jitu, penembak jitu sendiri dilengkapi dengan senapan M110 baru - akurat dan mampu melampaui jangkauan 2.500 kaki.
Pengkajian ulang dari pelajaran menembak yang dipelajari Inggris dalam perang 1839-1842 di Afghanistan, ketika mereka menemukan bahwa senapan Brown Bess mereka tidak bisa mencapai jarak tembak.
Rusia juga memiliki masalah ketika mereka menduduki Afghanistan pada tahun 1980-an: AK47 mereka gagal untuk bersaing dengan senapan sisa Perang Dunia Kedua Lee-Enfield dan senapan Mauser yang digunakan oleh para Mujahidin.
Pengalaman Amerika, sebaliknya, mereka belajar dari kasus di Vietnam. Standar senapan awal mereka adalah M14, yang mampu menembakkan peluru 7.62mm namun dinilai terlalu berat dalam perang hutan dan digantikan oleh senapan tempur yang lebih ringan,- M4 yang sampai saat ini dipakai.
M4 dan SA80A2 bekerja dengan baik dalam pertempuran jarak dekat, seperti jalan-jalan sempit di kota Basra Irak selatan. Namun, mereka kurang efektif di lingkungan pedesaan seperti di provinsi Helmand, di mana Taliban sering berposisi lebih dari 300 meter, membuat mereka sulit untuk menembak Taliban dengan tepat.
Senapan AK47 tua menggunakan putaran berat, yang mampu menjangkau sasaran lebih jauh dan dengan tingkat akurasi yang lebih besar. Penembak jitu Taliban lebih berhasil dalam beberapa bulan terakhir sehingga mendorong Angkatan Darat AS untuk mempertimbangkan kembali penggunaan senjata dengan amunisi berat yang pernah ditolak pada tahun 1960 selama perang Vietnam.
sumber: eramuslim