Sebuah sumber dari kubu oposisi di Tobruk Libya mengklaim bahwa mereka telah kembali mengekspor minyak yang sempat terhenti oleh adanya gejolak revolusi di negeri ini, tercatat bahwa ada kapal tanker telah memuat satu juta barel minyak mentah untuk diekpor ke Cina.
Ini akan menjadi kargo minyak mentah pertama yang akan berlayar dari Libya sejak 19 Februari lalu setelah aparat keamanan mulai melakukan tindakan keras terhadap para demonstran pro-demokrasi.
Pemberontak di timur Libya sekarang mengatakan mereka telah mengendalikan sebagian besar fasilitas minyak di negara eksportir minyak 12 terbesar di dunia ini. Dan mereka telah bersumpah untuk menjaga minyak tetap mengalir bahkan jika pemimpin Muammar Gaddafi tetap berkuasa di ibukota.
Harga minyak telah naik tajam di tengah kekhawatiran bahwa kerusuhan di wilayah tersebut dapat mengganggu pasokan minyak mentah.
Sebuah Perusahaan Kilang Minyak Nasional Libya di timur kota Tobruk, yang kini di tangan oposisi, tampaknya berfungsi dengan normal.
Kilang di depot minyak di Tobruk dibuka kembali selama akhir pekan untuk pertama kalinya sejak pemberontakan 17 Februari. Pada hari Senin kemarin (28/2), salah satu kapal tanker minyak memuat dengan isi satu juta barel minyak mentah untuk Cina dan satu lagi menunggu di pelabuhan.
Kapal kedua dijadwalkan akan mengangkut 600.000 barel minyak keluar menuju ke Italia.
Rajab Sahnoun, pengawas fasilitas, mengatakan kapal tanker adalah tanda bahwa semuanya telah kembali normal. Dan ia mengatakan kilang minyak akan untuk terus beroperasi pada atau mendekati kapasitas reguler.
"Kami bisa melanjutkan ekspor, tidak ada masalah," katanya.
"Kami memiliki pengalaman. Kami akan memasok minyak untuk di mana saja, tidak ada masalah. "
eramuslim