rahasia milik Arab Saudi terkuak. Dalam dokumen itu tertuang dukungan nyata negara ini atas gerakan teroris di Irak. Terkuaknya dokumen rahasia milik negara itu benar-benar mengagetkan pemerintah Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi juga memperingatkan Sekretraris Dewan Keamanan Nasional dan sejumlah pejabat keamanan lainnya di negara ini menyusul keteledoran tersebut.
Raja Abdullah bin Abdul Aziz juga menginstruksikan pembentukan komite keamanan khusus terkait dukungan sejumlah pejabat atas Al-Qaida di Irak dan memerintahkan pengusutan langsung. Berdasarkan laporan tersebut, 37 pejabat intelijen Arab Saudi yang terlibat dalam mendukung Al-Qaida di Irak, ditangkap.
Hari Jumat, Kantor Berita Irak, Buratha, mengungkap dokumen rahasia yang berisikan bantuan finansial kepada jaringan Al-Qaida dan mekanisme pengiriman senjata militer dan bahan-bahan peledak ke Irak.
Dalam dokumem itu tercantum nama Bandar Bin Sultan yang juga Sektretaris Dewan Keamanan Nasional Arab Saudi, sebagai penghubung utama dengan jaringan teroris Al-Qaida.
Mantan perwira militer Arab Saudi, Azam Saleh al-Qahtani, pekan lalu, ditangkap oleh pasukan keamanan Irak di sekitar Baghdad. Rabu malam, Al-Qahtani dalam wawancaranya dengan Televisi Al-Hurra, mengaku mengendalikan gerakan teroris di Irak yang berafiliasi dengan AlQaida sejak tahun 2004. Ia juga mengungkap keterlbatan para pejabat Arab Saudi.
Menurut sumber-sumber pemberitaan Irak, puluhan warga Arab Saudi mendekam di penjara Irak sejak invasi AS dan sekutu-sekutunya, karena tudingan melakukan pengeboman dan aksi teror dengan sasaran warga sipil.