1 May 2010

Bela Tembok Apartheid, Israel Bungkam Juru Kamera Al Jazeera

ImageRAMALLAH – Pasukan penjajah Israel telah menangkap dua orang juru kamera jaringan televisi Al Jazeera, Majdi Bannoura dan Nader Abu Zara di desa Bi’in, sebelah barat Ramallah, Tepi Barat.


Beberapa orang warga Palestina dan demonstran perdamaian internasional mengalami luka-luka dalam unjuk rasa tersebut. Selain dua orang juru kamera tersebut, seorang jurnalis juga ditangkap, demikian menurut pernyataan yang dikeluarkan organisasi kemasyarakatan Bi’in, Friends of Freedom and Justice Bi’in.


Dua orang juru kamera tersebut tengah bertugas meliput unjuk rasa yang diorganisir oleh para penduduk desa, menentang tembok pemisah yang dibangun Israel.


Unjuk rasa kemarin dimulai dengan pidato untuk memperingati hari buruh internasional oleh persatuan buruh Palestina. Setelah itu, kerumunan massa berarak menuju tembok. Beberapa menit kemudian, para prajurit menembakkan gas air mata ke arah massa, mereka terus menembakkan gas air mata di sepanjang rute yang dilalui para pengunjuk rasa. Para serdadu Israel secara agresif meberobos masuk desa tersebut untuk melakukan penangkapan.


Ada empat orang yang ditangkap Israel, termasuk seorang jurnalis wanita dan seorang aktivis internasional, selain dua juru kamera Al Jazeera.


Sebelum demonstrasi dilangsungkan, dua orang aktivis Israel mendekati tembok dan berupaya menempelkan selebaran yang berisi seruan penangkapan terhadap prajurit yang menembak mati Emad Rizka dalam demonstrasi Jumat minggu sebelumnya. Emad Rizka ditembak tepat di daerah kening.


Ketika para prajurit Israel mendekati mereka, mereka menjauh. Para prajurit kemudian menangkap dua orang juru kamera Al Jazeera yang duduk di dalam mobil di dekat tembok pemisah tersebut.


Yang mengalami cedera minggu ini termasuk seorang gadis yang diserang dari belakang dengan menggunakan selongsong gas air mata. Juru kamera Haitham al-Khatib juga terkena lemparan pada perutnya.


Para aktivis internasional yang ditangkap diperlakukan secara kasar oleh para prajurit Israel, yang langsung merenggut masker gasnya dan melemparkan tubuhnya ke tanah mengakibatkan telinga dan kakinya terluka.


Unjuk rasa tersebut digelar sebagai aksi solidaritas terhadap aksi IPSC (Irish Palestine Solidarity Campaign) yang mengorganisir demonstrasi besar-besaran minggu ini untuk menentang perusahaan multinasional Irlandia, CRH. CRH membeli 25 persen saham perusahaan Israel Mashav Initiating & Development Ltd, yang merupakan perusahaan induk dari Semen Nesher.


Nesher adalah perusahaan semen tunggal Israel, itu berarti Nesher menyuplai semen dan bahan bangunan untuk pembangunan tembok pemisah ilegal yang terus berlangsung, proyek kereta api Yerusalem, pemukiman Yahudi ilegal dan jaringan jalan apartheid khusus pemukim, jalan layang, jembatan dan terowongan di tanah Palestina terjajah.


Para pengunjuk rasa mengusung spanduk yang meminta CRH melepaskan kepentingan bisnis dengan Israel pada pertemuan tahunan CRH yang sedianya berlangsung hari Rabu (5 Mei) mendatang.


Para demonstran di Bi’in seringkali menjadi target serangan agresif pasukan Israel. Sejumlah pengunjuk rasa damai dihabisi ketika melakukan demonstrasi, termasuk Bassem Abu Rahmeh, yang meninggal karena luka dalam setelah dadanya dihantam selongsong peluru gas air mata berkecepatan tinggi.


Seorang aktivis perdamaian Israel mengalami retak tulang tengkorak dan pendarahan otak di Bi’in pada tanggal 23 April lalu. Seorang aktivis perdamaian AS, Tristan Anderson, hingga saat ini berada dalam keadaan koma karena kepalanya dihantam selongsong gas air mata berkecepatan tinggi di desa Ni’in pada Maret 2009 lalu.


Pada pertengahan Maret lalu, Israel mengumumkan bahwa desa Bi’in dan Ni’in di Tepi Barat terjajah menjadi zona militer tertutup pada setiap hari Jumat selama enam bulan.


Berbagai organisasi hak asasi manusia mengecam keputusan pemerintah Palestina di Ramallah yang menghalangi kinerja Al Jazeera. Organisasi-organisasi tersebut meminta pemerintah tidak lagi mengekang saluran televisi tersebut.


“Keputusan itu adalah sebuah pelanggaran terang-terangan terhadap kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat, pemerintah di Ramallah harus memperbolehkan para kru Al Jazeera menjalankan tugas dengan bebas,” kata Pusat Hak Asasi Manusia Palestina.(SuaraMedia)

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Bela Tembok Apartheid, Israel Bungkam Juru Kamera Al Jazeera Deskripsi: RAMALLAH – Pasukan penjajah Israel telah menangkap dua orang juru kamera jaringan televisi Al Jazeera, Majdi Bannoura dan Nader Abu Zara di... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►