Kebakaran yang terjadi di sebuah sekolah Islam di Selatan kota London, Inggris baru-baru ini, sekali lagi mengindikasikan bahaya dan ancaman yang datang dari kelompok-kelompok ekstrim dan rasis terhadap Muslimin serta lembaga-lembaga keislaman negara itu.
Aparat kepolisian London mengatakan bahwa kebakaran ini mencurigakan dan mereka mengaku tengah melakukan investigasi tentang kemungkinan adanya unsur kesengajaan serta keterlibatan kelompok ekstrim dalam insiden tersebut.
Sementara itu, Rabu pekan lalu sebuah pusat keislaman milik warga Somalia di Inggris juga terbakar dan seluruh bangunan rata dengan tanah.
Polisi menemukan tulisan EDL (England Defense League) di dinding bekas reruntuhan gedung. EDL, nama kelompok fasis dan rasis, yang tidak lain adalah kelompok ekstrim kanan Inggris. Oleh karenanya ada kemungkinan kebakaran yang terjadi dilakukan oleh anggota kelompok tersebut.
Liga Pertahanan Inggris sebelumnya menggelar demonstrasi di London menuntut diusirnya seluruh umat Islam dari Inggris.
Kelompok rasis anti-Islam, EDL meningkatkan intensitas propaganda anti-Islam pasca terbunuhnya seorang tentara di Inggris. Anasir kelompok ekstrim itu sampai saat ini dikabarkan telah menyerang sejumlah masjid dan pusat keislaman di beberapa tempat berbeda Inggris.
Insiden terbunuhnya seorang tentara Inggris dua pekan lalu di Selatan London, yang dituduhkan kepada Muslimin memicu reaksi kelompok-kelompok rasis Inggris, mereka menuntut gerakan massal untuk melawan umat Islam.
Di sisi lain, para penentang rasisme juga menggelar aksi unjuk rasa di kota London mengutuk penghinaan yang dilakukan kelompok ekstrim Inggris dan penyalahgunaan insiden terbunuhnya tentara Inggris itu untuk menyerang Muslimin.
Sejak dua pekan lalu hingga saat ini, kelompok-kelompok anti-rasisme dan ekstrimisme di London melakukan beberapa aksi demonstrasi.
Kendati lembaga dan perhimpunan Islam Inggris secara tegas mengutuk pembunuhan tentara Inggris itu, namun propaganda anti-Islam di beberapa jaringan sosial dan sebagian media Inggris terus berlanjut. Terkait hal ini, dengan dalih untuk menghadapi langkah-langkah kekerasan di negaranya, pemerintah Inggris meningkatkan pembatasan-pembatasan atas umat Islam terutama kepada para Imam masjid di pusat-pusat keislaman.
Kantor Perdana Menteri Inggris beberapa hari lalu mengumumkan, aktifitas-aktifitas pusat keislaman dan sekolah-sekolah Muslim akan dikontrol untuk mencegah penyebaran pemikiran dan keyakinan Islam.
Dalam statemen resmi yang dirilis kantor David Cameron dijelaskan, dengan melakukan langkah ini, London bermaksud mencegah masuknya pengaruh para Imam masjid terhadap umat Islam di Inggris.
Para pengamat percaya, partai-partai sayap kanan Inggris seperti Partai Nasional Britania dan Liga Pertahanan Inggris, dengan menggunakan slogan-slogan rasis dan penentangannya terhadap imigran Muslim, juga aksi kekerasan terhadap mereka, sebenarnya sedang berupaya menarik lebih banyak pengikut di Inggris demi meraih tujuan-tujuan politiknya. (IRIB Indonesia/HS)