Sebuah jajak pendapat terbaru oleh Ankara Social Research Center menunjukkan bahwa lebih dari dua pertiga rakyat Turki menentang intervensi di Suriah, meskipun adanya insiden penembakan pesawat militer Turki di atas perairan Suriah. Jajak pendapat yang dilaporkan dalam mingguan Turki, al-Akhbar juga menemukan bahwa mayoritas warga ingin Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan untuk mengambil sikap yang lebih netral terkait konflik Suriah.
Jajak pendapat itu mencerminkan sebuah realitas baru. Hal ini semakin sulit untuk digunakan guna memprovokasi dan memanipulasi publik untuk mendukung perang.
Di masa lalu, para pemimpin akan melakukan provokasi atau mengambil keuntungan dari insiden seperti Jumat lalu untuk memperoleh dukungan luas publik untuk pergi berperang. Namun saat ini, orang-orang Turki semakin skeptis terhadap provokasi perang.
Kedewasaan politik rakyat Turki mencerminkan pelajaran dalam dekade panjang perjuangan mereka untuk Islam dan demokrasi serta melawan fasisme sekuler Kemalis. Seorang presenter TV Turki, Ceylan Ozbudak sepakat bahwa pemerintah Turki harus mengambil sikap yang lebih netral dalam krisis Suriah. Ozbudak menegaskan bahwa rakyat Turki menginginkan solusi damai dan diplomatik untuk krisis Suriah.
Editor senior Veteran Today, James Fetzer mengatakan bahwa ia tidak terkejut ketika rakyat Turki menanggapi dengan tenang insiden penembakan pesawat tempur militer Turki di Suriah. Reaksi tenang rakyat Turki terhadap insiden tersebut menawarkan alasan untuk optimis. Jika ketenangan seperti ini terus terjadi, prediksi Mantan Presiden Amerika Serikat Dwight David Eisenhower mungkin suatu hari menjadi kenyataan, "Orang-orang di dunia benar-benar ingin perdamaian. Suatu hari para pemimpin dunia harus menyerah dan memberikannya kepada mereka. "
Masyarakat internasional juga menyeru kedua negara agar menahan diri dan menghindari pamer kekuatan militer. Akan tetapi, pejabat kedua negara masih berbalas pernyataan soal penembakan pesawat militer Turki oleh Suriah.
Tehran juga mendesak Ankara dan Damaskus untuk menahan diri. Menlu Iran Ali Akbar Salehi mengatakan, Tehran meminta kedua pihak tenang dan menahan diri, dan mengharapkan masalah ini dievaluasi dengan bijaksana dan toleransi serta dialog melalui satu penyelesaian damai, tenang dan menjaga stabilitas di kawasan ini.
Namun, Erdogan mengatakan, Ankara akan mengumumkan sikap akhir dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan setelah insiden itu dijernihkan seluruhnya. Juru bicara pemerintah Turki juga mengatakan peristiwa penembakan pesawat tersebut takkan berlalu tanpa hukuman.
Turki secara resmi akan berkonsultasi dengan sekutunya di NATO mengenai reaksi yang semestinya dilakukan. Utusan negara anggota NATO dijadwalkan bertemu di Brussels hari ini untuk membahas masalah tersebut. (IRIB Indonesia/RM/NA)