Dalam konferensi pers di Kairo, Mesir, Menteri Luar Negeri Qatar Hamad bin Jassim mengatakan, 19 dari 22 negara anggota Liga Arab menyetujui sanksi tersebut. Hanya dua negara yang abstain, yakni Irak dan Lebanon.
Sebelum pemungutan suara dilakukan, pihak Suriah mengomentari langkah Liga Arab itu sebagai pengkhianatan terhadap solidaritas Arab.
Sanksi yang dijatuhkan meliputi pemutusan transaksi dengan Bank Sentral Suriah dan menghentikan semua bantuan dana dari pemerintah negara-negara Arab untuk berbagai proyek di Suriah. Ini adalah untuk pertama kalinya Liga Arab menjatuhkan sanksi bagi anggotanya sendiri.
"Kami bertujuan menghindari penderitaan rakyat Suriah," tutur Jassim, yang menambahkan bahwa sanksi ini diberlakukan sesegera mungkin.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Jenderal Nabil Elaraby mengatakan, organisasi tersebut siap mempertimbangkan ulang sanksi tersebut apabila Suriah setuju melaksanakan kesepakatan rencana pedamaian di Suriah yang diusulkan Liga Arab, termasuk mengizinkan pemantau independen masuk ke negara itu dan menarik tank-tanknya dari jalanan. "Kami menyerukan Suriah secepatnya menyetujui inisiatif (dunia) Arab tersebut," ujar Elaraby.
Sanksi Liga Arab menambah panjang daftar tekanan internasional terhadap Suriah, yang dalam delapan bulan terakhir diguncang gelombang demonstrasi rakyat menuntut reformasi. Korban jiwa berjatuhan setelah tentara yang loyal kepada Presiden Bashar Al Assad berusaha menumpas demonstrasi menggunakan kekuatan militer.
PBB melaporkan, sudah lebih dari 3.500 orang terbunuh dalam gelombang kekerasan tersebut.