Agresi rezim Zionis di perbatasan Mesir menewaskan lima orang dan memicu eskalasi sentimen anti-Israel di Negeri Piramida itu. Rakyat Mesir menggelar unjuk rasa besar-besaran di berbagai kota di seluruh penjuru negara itu mendesak pemutusan hubungan bilateral dengan rezim Zionis. Mereka juga menuntut pemerintah Kairo meninjau ulang perjanjian Camp David.
Ribuan warga Mesir menggelar protes di depan Kedutaan Besar Israel di Kairo, menuntut pengusiran duta besar Zionis. Protes dimulai setelah tentara Israel menembak mati lima pasukan perbatasan Mesir pada hari Kamis lalu.
Seorang pemuda Mesir pada Ahad pagi (21/8) memanjat gedung 15 lantai di Kairo, di mana Kedutaan Besar Israel berada untuk menurunkan bendera Zionis dan menggantinya dengan bendera Mesir. Pemuda itu, Ahmad al-Shahhat mengatakan bahwa ia berhasil menemukan jalan untuk mengecoh petugas keamanan Mesir di sekitar gedung, dan secara bertahap memanjat gedung tersebut.
Para petugas Mesir tidak bisa menghentikannya, dan ia berhasil mencapai balkon kedutaan sebelum menurunkan bendera Israel. Bendera itu robek menjadi potongan-potongan besar ketika ia menariknya dan beberapa dari pemrotes langsung membakar potongan yang jatuh ke tanah.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mesir Mohamed Kamel Amr, Sabtu (20/8) mengatakan, negaranya mengikuti berita peningkatan serangan Israel ke Jalur Gaza dengan penuh kekhawatiran. Ia juga menyeru rezim Zionis untuk segera menghentikan serangan di Gaza.
Kamel Amr mengingatkan bahwa Mesir mengutuk setiap penggunaan kekerasan terhadap warga sipil dalam kondisi apapun. Ia meminta Israel untuk sepenuhnya menghentikan operasi militer di Jalur Gaza.
Gelombang kemarahan rakyat Mesir yang semakin membuncah terhadap Israel menyebabkan pejabat teras Tel Aviv terpaksa meminta maaf terhadap Kairo. Menteri Peperangan Israel Ehud Barak meminta maaf kepada Kairo atas kematian lima tentara Mesir, yang tewas dalam serangan udara Zionis pada hari Kamis.
Dia membuat pernyataan beberapa jam setelah televisi pemerintah Mesir mengumumkan bahwa Kairo telah memutuskan untuk menarik duta besarnya dari tanah pendudukan sampai ada permintaan maaf resmi. Sementara itu, pemerintah transisi Mesir menyatakan bahwa pernyataan maaf dari Israel tidak sebanding dengan akibat yang ditimbulkan Israel hingga menewaskan lima tentara negara ini.
Sejatinya, gelombang kemarahan rakyat Mesir tidak akan pernah padam disiram ungkapan maaf Tel Aviv. Lebih dari itu, rakyat Mesir semakin tegas menuntut pemutusan hubungan bilateral dengan Israel dan peninjauan ulang perjanjian damai kamp David.(Konsp/IR).