3 Jun 2011

Misi NATO dan Gaddafi Dalam Pembantaian Libya

ImagePemimpin diktator Libya Muammar Gaddafi yang sudah berkuasa secara otoriter selama 42 tahun semakin liar dan beringas. Untuk mempertahankan kekuasaan dia menjalankan kebijakan pemberangusan. Koran Perancis ‘Le Figaro' menurunkan sebuah tulisan yang mengungkap kejahatan yang dilakukan Gaddafi untuk mempertahankan kekuasaan. Koran ini menulis, dalam tiga bulan terakhir, diktator Libya telah membantai lebih dari sepuluh ribu warganya, menahan 20 ribu orang, menjadikan para tahanan sebagai tameng manusia dan mengeluarkan perintah pemerkosaan terhadap para wanita. Semua itu hanya sebagian dari kejahatan yang dilakukan Gaddafi di Libya.


Pasukan loyalis Gaddafi tak segan untuk menghancurkan rumah sakit serta pusat klinik dan pengobatan. Sejumlah laporan bahkan menunjukkan bahwa tentara rezim membuang kantong-kantong persediaan darah di rumah-rumah sakit secara brutal. Seiring dengan itu, kota Misrata dan Zintan menjadi sasaran serangan gencar pasukan ini. Misrata, kota terbesar ketiga di Libya telah berubah menjadi kota hantu. Sebagian kota ini hancur dan rata dengan tanah, sementara bagian yang masih dihuni warga menjadi sasaran gempuran sengit pasukan Gaddafi dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).


Tak syak bahwa apa yang dilakukan oleh Gaddafi di Libya adalah kejahatan perang yang nyata. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apa yang berhasil dicapai NATO dengan serangan udaranya yang sudah dimulai sejak Maret lalu. Bukankah alasan keterlibatan militer ini adalah untuk membela rakyat Libya dan menyelamatkan mereka dari kejahatan rezim Gaddafi? Kenyataannya, rakyat Libya bukan hanya tak terselamatkan dari kejahatan Gaddafi malah menjadi korban pembantaian massal pesawat-pesawat tempur NATO. Menurut laporan, sejak NATO menggelar serangan ke Libya, lebih dari 700 warga sipil tewas dan lebih dari empat ribu lainnya luka-luka.


Kini, meski serangannya tak membuahkan hasil apapun, NATO saat ini sedang mengupayakan perpanjangan misi militernya di Libya. Alasannya untuk bisa menekan rezim Gaddafi. Para pengamat memang sejak lama sudah meragukan keseriusan NATO untuk membela dan melindungi rakyat Libya. Menurut mereka, NATO hanya mengejar kepentingannya di Libya, bukan melindungi rakyat. Karena nyatanya rakyat menjadi korban dari dua belah pihak. Satu pihak gempuran Gaddafi yang mengatasnamakan penumpasan para pembangkang dan pihak lain adalah mesin-mesin perang NATO dengan alasan menekan rezim Gaddafi. Jika sebelumnya keterlibatan NATO disambut baik oleh kubu revolusi kini seperti dikatakan Abdul Fattah Younis salah seorang tokoh revolusi Libya, ‘NATO adalah kesulitan bagi kami'. (irib)

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Misi NATO dan Gaddafi Dalam Pembantaian Libya Deskripsi: Pemimpin diktator Libya Muammar Gaddafi yang sudah berkuasa secara otoriter selama 42 tahun semakin liar dan beringas. Untuk mempertahankan ... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►