Setelah gempa dan tsunami Jepang yang menyebabkan meledaknya reaktor nuklir Fukushima. Sejumblah negara di di dunia menutup reaktor nuklirnya dan beralih sebagai sumber energi alternatif. Namun Arab Saudi justru sebaliknya. Negeri petro dolar tersebut justru berencana memiliki 16 pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pada 2030 mendatang.
Seperti diberitakan Rabu (1/6), keputusan untuk membangun banyak PLTN ini diambil karena kebutuhan akan energi yang terus meningkat. "Setelah 10 tahun, kami telah memiliki dua PLTN. Hingga 2030, kami akan memiliki 16 PLTN," jelas Abdul Ghani bin Melaibari, koordinator tim ahli dari proyek pembangunan PLTN di Arab Saudi.
Ia memperkirakan pembangunan setiap PLTN akan menelan biaya US$7 miliar. Pemerintah Arab Saudi, jelas Melaibari akan menggandeng perusahaan ternama dalam bidang ini. "Kerajaan Arab Saudi berharap PLTN akan memasok 20 persen kebutuhan listrik yang ada," imbuhnya.
Penggunaan PLTN di dunia mulai dipertanyakan menyusul bencana gempa dan tsunami yang menimpa Jepang beberapa waktu lalu. Diperistiwa tersebut PLTN Fukushima mengalami kebocoran dan menyebarkan radiasi yang berbahaya bagi manusia. (MIcom)