Seratus hari sudah berlalu sejak rakyat Libya pertama kali mengumumkan gerakan revolusi untuk menumbangkan kekuasaan diktator Muammar Gaddafi. Mustafa Abdul Jalil, Pimpinan Dewan Transisi Nasional yang merupakan perwakilan resmi revolusi Libya dalam statemennya menyatakan sukacitanya di keseratus revolusi rakyat Libya. Menurutnya, kebangkitan rakyat Libya telah meraih banyak keberhasilan besar di dalam negeri dan di tingkat internasional.
Seiring dengan itu, juru bicara revolusi pemuda 17 Februari, Mohammad Hassan Sawan, menjelaskan tentang berlanjutnya pertempuran di pintu masuk Misrata, kota kelahiran Gaddafi. Sawan juga menyinggung kondisi kemanusiaan di Misrata yang disebutnya tragis.
Di bagian lain, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menggempur Bab al-Aziziya yang menjadi tempat persembunyian diktator Muammar Gaddafi. NATO menjadikan gudang senjata dan amunisi serta pusat minyak Ajdabiya sebagai sasaran gempuran.
Dalam kaitan ini, Menteri Pertahanan Inggris Liam Fox mengatakan, Muammar Gaddafi pasti jatuh. Peningkatan serangan udara terhadap posisi pasukan loyalis Gaddafi dimaksudkan untuk melemahkan pasukan tersebut.
Dari lapangan diterima laporan bahwa 30 tentara dari brigade Gaddafi telah membelot dan mencari perlindungan dengan pergi ke perbatasan Tunisia. Larinya puluhan tentara Gaddafi itu menunjukkan kian lemahnya posisi rezim. Seiring dengan itu, delapan perwira tinggi militer menyatakan membelot dan bergabung dengan kubu revolusi.
Salah seorang perwira tersebut hari Senin ini mengatakan, dari kedelapan perwira tinggi ini empat diantaranya berpangkat jenderal dan telah meninggalkan Libya. Mahmoud Shammam ketua kantor penerangan Dewan Transisi Nasional Libya salah seorang pemimpin revolusi mengatakan, kedelapan perwira tinggi yang telah menyatakan bergabung dengan kubu revolusi saat ini berada di Roma, Italia.
Di pentas diplomasi, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma dijadwalkan bertemu Muammar Gaddafi hari Senin untuk membicarakan langkah dan solusi yang mungkin diambil untuk mengakhiri krisis di negara itu. Zuma yang menjalankan misi mediasi untuk krisis Libya telah memasuki ibukota Tripoli. Dalam kunjungan ini Zuma membawa misi perdamaian dari Uni Afrika.
Dalam seratus hari revolusi berdarah yang diwarnai pertempuran sengit di sejumlah kota, ribuan orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka. Pertempuran masih berlanjut sampai saat ini. (irib)