Koran Washington Times dalam artikelnya menulis, kondisi dan stabilitas dunia Arab kian parah akibat kebijakan kontradiktif serta tak menentu Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Hal ini malah membahayakan kepentingan Rezim Zionis Israel dan Amerika sendiri.
Artikel yang dimuat Washington Times dan ditulis John R Bolton menyebutkan, meski kematian Osama bin Laden, pimpinan al-Qaeda menunjukkan tekad Washington menjaga keamanan nasionalnya, namun dunia hingga kini masih belum aman. Prediksi positif di Timur Tengah terkait runtuhnya para diktator dan demokrasi baru demi perdamaian musnah dengan cepat. Bukan hanya harapan mengenai terbentuknya pemerintahan demokratik yang mulai goyah, bahkan sendi-sendi utama strategi stabilitas keamanan di kawasan untuk jangka panjang pun mulai runtuh. Hal ini sangat merugikan sekutu Amerika, tulis Bolton.
Di sisi lain, Rezim Zionis Israel lebih memilih menjadi penonton dalam kerusuhan di dunia Arab. Harapan terbentuknya demokrasi yang cepat di kawasan menjadi ujian bagi keamanan Israel. Ujian tersebut hingga kini disikapi keliru. Sementara itu, menurut Bolton, musuh Israel yakni Iran kini tengah mengokohkan posisinya dengan memanfaatkan kekacauan di dunia Arab.
Sementara itu, posisi Israel kian hari makin terjepit. Perjuangan bangsa Palestina pun tak terbatas pada perlawanan bersenjata. Palestina aktif melakukan berbagai lobi ke Eropa dan Amerika. Bahkan di Eropa dan AS muncul kemungkinan pengakuan terhadap negara independen Palestina dan penolakan terhadap legalitas Rezim Tel Aviv.
Yang pasti proses maraknya demokrasi di Timur Tengah dalam tempo singkat dapat menjadi ancaman paling berbahaya bagi Israel. (irib)