25 May 2011

Abdullah Saleh Picu Perang Saudara di Yaman

ImageSehari setelah penolakan ketiga kalinya Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, terhadap kesepakatan pengunduran dirinya yang diprakarsai oleh Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC), pasukan pemerintah bentrok dengan suku Hashid dan menewaskan setidaknya 41 orang. Sementara itu kelompok-kelompok oposisi dan suku menyalahkan Saleh saat terjadinya pembantaian itu.


Kantor berita Fars hari ini (24/5) melaporkan, setelah beberapa bulan, aksi protes rakyat berlangsung secara damai, kemarin (23/5) terjadi kontak senjata antara para pro-Saleh dan kelompok oposisi.


Berbagai sumber pemberitaan mengkonfirmasikan dimulainya kontak senjata antara pasukan milter pro-Saleh dengan para pendukung Sheikh Sadeq al-Ahmar, pemimpin suku Hashid.


Bentrokan itu terjadi sehari setelah penolakan Ali Abdullah Saleh menandatangani kesepakatan pengunduran dirinya yang diajukan oleh P-GCC yang juga didukung oleh Amerika Serikat. Dengan kata lain, rekan dan sekutunya yang mempersiapkan kesepakatan pengunduran diri saleh. Namun Saleh mengemukakan berbagai macam dalih dalam rangka menentang menandatanganinya.


Para pendukung suku terbesar Yaman hingga kini telah mengusai sejumlah instansi penting seperti kementerian perdagangan dan industri. Bentrokan antara pasukan keamanan dan para pendukung suku Hashid itu terus berlanjut di berbagai instansi pemerintah di Sanaa.


Bentrokan itu terjadi hanya selang beberapa jam setelah Presiden Yaman mengancam akan menyulut api perang saudara. Saleh menilai Sheikh al-Ahmar sebagai musuhnya karena bergabung dengan kelompok oposisi.


Berdasarkan keterangan para saksi mata, para pendukung Sheikh al-Ahmar telah menangkap 30 tentara pro-Saleh. (irib)