Kawat diplomatik yang dibocorkan oleh laman WikiLeaks yang terbaru menunjukan kerja sama antara berbagai organisasi intelijen Israel dan juga memberikan gambaran terperinci di dalam analisis militer Israel terhadap siapa sekutu dan yang harus diperangi di kawasan Timur Tengah.
WikiLeaks menyebut Mohammad Tantawi, kepala dewan militer penguasa Mesir, dianggap sebagai sebuah penghalang bagi upaya Israel untuk menghentikan pengiriman bantuan ke Jalur Gaza.
Mesir merupakan jalur utama pengiriman bantuan ke Jalur Gaza. Amerika Serikat telah memfasilitas kerja sama antara Israel dan Mesir untuk mengatasi "permasalahan" itu selama bertahun-tahun.
Hal tersebut terungkap dalam sejumlah kawat militer rahasia yang dikirimkan dari Kedutaan AS di Tel Aviv dan diberikan kepada koran-koran Israel oleh pendiri WikiLeaks Julian Assange.
Kawat-kawat itu mengungkapkan bahwa Raja Bahrain Sheikh Hamad ibn Isa Al Khalifa, yang negaranya baru-baru ini diguncang unjuk rasa, diklaim memiliki hubungan mesra dengan dinas intelijen Israel Mossad.
Kawat-kawat itu melaporkan mengenai dialog empat mata yang dilakukan antara duta besar AS kala itu, William Monroe, dengan Raja Hamad dari Bahrain di istana kepresidenan pada 15 Februari 2005.
Laporan Monroe tersebut menyatakan, "Dia (raja) mengungkapkan bahwa Bahrain sudah menjalin kontak dengan Israel di tingkat keamanan/intelijen (dengan Mossad) dan mengindikasikan bahwa Bahrain juga akan bersedia mengambil langkah maju di berbagai sektor lain."
Kawat-kawat itu juga menyebutkan mengenai perkiraan Israel terhadap rencana Hizbullah untuk menyerang langsung Tel Aviv, demikian diwartakan Guardian.
Para petinggi intelijen Israel memberikan pengarahan kepada intelijen AS dalam sesi Kelompok Politik Militer Gabungan (JPMG) pada 18 November 2009 mengenai potensi serangan dari Libanon.
Kepada Washington, Israel menuduh, "Hizbullah memiliki lebih dari 20.000 roket. Hizbullah sudah siap melakukan perang jangka panjang melawan Israel dan menembakkan sejumlah roket ke Israel tiap harinya. Seorang pejabat Mossad memperkirakan bahwa Hizbullah akan berusaha meluncurkan 400 hingga 600 roket dan peluru kendali ke Israel tiap harinya, 100 di antaranya akan diarahkan ke Tel Aviv. Ia mengatakan bahwa Hizbullah siap mendukung penembakan selama setidaknya dua bulan."
Kawat-kawat lain membeberkan mengenai dialog rahasia yang dilakukan secara reguler antara AS dengan Yuval Diskin, kepala dinas intelijen dalam negeri Israel, Shin Bet, terkait peranan Hamas di Gaza.
Pada 12 November 2009, kedutaan melaporkan megenai pandangan dari jenderal yang bertanggung jawab atas serangan mematikan di Gaza, Mayor Jenderal Yoav Galant, yang menyebut Hamas harus "cukup kuat untuk melakukan gencatan senjata".
Assange menyatakan bahwa 6.000 dokumen mengenai Israel yang disimpan WikiLeaks akan segera disebarkan. Menurut Assange, dokumen-dokumen tersebut akan sedikit memperjelas mengenai konfrontasi Israel dalam program nuklir Iran dan keterlibatan Israel dalam pembunuhan tokoh Hizbullah, Imad Mughniyeh.
"Dokumen-dokumen yang kami rilis dalam beberapa bulan terakhir adalah yang menjadi pemicu kerusuhan Arab," kata Assange.(SMcom)