Pasca militer Saudi menyerang wilayah utara Kawarah dan menghancurkan masjid di Bahrain .Sentimen anti-Saudi meningkat di Bahrain. Sebuah rekaman video baru-baru ini menunjukkan penghancuran masjid bersama lembaran Al-Qur'an yang terbakar dan terkubur di bawah reruntuhan.
Sebelumnya, oposisi Bahrain mengatakan mereka memiliki bukti keterlibatan pasukan Saudi dalam penghancuran masjid dan operasi brutal mereka terhadap para demonstran anti-monarki. Oposisi Bahrain mendesak pasukan Saudi meninggalkan negaranya.
Ketua Komite Anti Penyiksaan di Bahrain, Rodney Shakespeare kepada Press TV menuturkan, bahwa agresi dilakukan Amerika dengan koordinasi Arab Saudi demi menyelamatkan Israel.
"Ini adalah agresi totaliter, ini benar-benar fasis, dan hari ini mereka (agresor) melakukan kejahatan keji," kata Shakespeare.
"Ketika agresor menghancurkan sebuah masjid, yang merupakan rumah Allah, mereka tidak menghormati dirinya sendiri, sekaligus tidak menghormati Islam,"tegas aktivis HAM ini.
Pengamat Timur Tengah itu menggambarkan serangan polisi dan pasukan Arab Saudi terhadap demonstran sebagai "pembantaian secara sengaja dan terorganisir."
Amnesti International menyerukan pada pemerintah Barat untuk menghentikan pengiriman senjata ke Bahrain. Sebab senjata itu digunakan rezim Manama untuk menumpas para demonstran damai.
Lebih dari 1.000 tentara Arab Saudi dan 500 polisi dari Uni Emirat Arab, yang didukung tank dan helikopter, membantu rezim Manama menumpas aksi protes rakyatnya sendiri yang menuntut keadilan.(irib)