Aksi demonstrasi damai di Bahrain sudah berlangsung selama satu setengah bulan. Namun tuntutan rakyat negara ini bukan hanya tidak terealisasi, tapi juga negara kecil ini dijadikan sebagai ajang pendudukan oleh pasukan rezim-rezim Arab seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Kuwait yang berujung pada penangkapan dan pembantaian massal.
Apa yang terjadi di Bahrain bisa dikatakan sama dengan apa yang dialami bangsa Palestina di tengah pendudukan Rezim Zionis Israel. Ternyata, rezim Al-Khalifa belajar banyak dari rezim Zionis Israel. Bahkan, Tel Aviv melatih pasukan bayaran rezim Al-Khalifa untuk memberangus para pendemo pro demokrasi.
Ada lima kemiripan antara rezim Al Khalifa dan Zionis Israel. Pertama, Bahrain dan Palestina adalah dua wilayah yang diduduki. Komunitas kecil asal Najd yang bernama Khalifa berkuasa atas masyarakat mayoritas setelah mendapat dukungan penuh dari kolonial Inggris. Hal ini juga terjadi pada rezim Zionis yang berkuasa di Palestina setelah mendapat sokongan penuh dari kolonial Inggris.
Kemiripan kedua terletak pada upaya mengubah demografi. Rezim Al-Khalifa selama bertahun-tahun berupaya mengimpor para imigran dengan tujuan mengubah demografi di Bahrain. Fenomena ini sama persis dengan apa yang terjadi di Palestina pendudukan.
Adapun kemiripan ketiga adalah gaya radikal rezim Al-Khalifa dalam menyikapi para pendemo. Rezim Zionis Israel dalam menyikapi para pendemo di Palestina dengan mengerahkan pasukan yang dilengkapi senjata berat, tank, helikopter dan jet tempur. Hal yang sama dilakukan rezim Al-Khalifa dalam memberantas para pendemo damai di Bahrain.
Kemiripan keempat adalah menelantarkan masyarakat. Rezim Zionis berupaya menelantarkan bangsa Palestina yang kini menjadi pengungsi di sejumlah negara. Rezim Al-Khalifa juga melakukan hal yang sama dengan menelantarkan ribuan warga asli Bahrain dengan alasan bermadzhab Syiah.
Kelima, penghancuran rumah penduduk dan tempat-tempat suci. Rezim Zionis Israel mempunyai cara mengusir masyarakat Palestina dengan cara menghancurkan rumah dan tempat-tempat suci. Ini sudah menjadi pemandangan umum di Palestina pendudukan. Namun langkah keji semacam ini juga diterapkan oleh rezim Al-Khalifa dalam mengintimidasi para pendemo di Bahrain.
Kelima kemiripan itu bukanlah hal yang mengejutkan. Apalagi sejumlah media massa di Arab melaporkan pertemuan Menteri Luar Negeri Bahrain dengan Perdana Menteri Zionis Israel, Benyamin Netanyahu. Belum lama ini, sejumlah laporan juga menyebutkan interogasi perwira Inggris terhadap para pendemoa Bahrain.
Yang lebih unik lagi, mengapa Bahrain yang mayoritas penduduknya adalah 99 persen muslim, menjadikan seorang Yahudi pro-Zionis sebagai Duta Besar Bahrain di AS?!! Ini semua menunjukkan kedekatan rezim Al-Khalifa dengan rezim Zionis Israel. (irib)