Setelah terjadinya bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan di Daraa. Dua anggota parlemen Suriah mengundurkan diri sebagai bentuk protes terhadap pertumpahan darah di negara mereka.
"Saya akan mengumumkan pengunduran diri saya dari parlemen," kata Khalil al-Rifai, seorang anggota parlemen dari kota di Suriah selatan itu, dalam pidato yang disiarkan oleh televisi Al Jazeera, Sabtu.
Saluran satelit itu menyatakan ia menjadi anggota parlemen kedua dari Daraa yang mundur setelah Nasser al-Hariri, yang sebelumnya mengumumkan pengunduran dirinya, juga di Al Jazeera.
Ia menyatakan telah frustrasi karena tidak dapat melindungi para pemilihnya.
Rifai, yang menggemakan perasaan frustrasi itu, mengatakan ia tidak dapat "melindungi orang-orang yang telah membawanya ke dewan".
"Saya minta presiden untuk campur tangan dengan segera," kata Rifai, yang menjadi anggota parlemen pertama yang mundur setelah demonstrasi antipemerintah di negara itu meletus pada 15 Maret lalu.
Beberapa jam kemudian, ulama penting Daraa, Mufti Rizq Abdulrahman Abazeid juga bergabung dengan kedua pembangkang itu, dengan mengumumkan pengunduran dirinya di saluran televisi yang bermarkas di Qatar itu.
"Pemerintah harus menanggapi semua tuntutan rakyat," katanya.
Sedikitnya 13 orang tewas tertembak Sabtu di Suriah, kata beberapa aktivis dan saksi, ketika puluhan ribu orang turun ke jalan lagi untuk menguburkan sejumlah orang yang tewas dalam demonstrasi antipemerintah besar-besaran pada hari sebelumnya.
Banyak dari mereka yang tewas pada Jumat dan Sabtu jatuh di daerah Daraa, demikian AFP melaporkan. (antaranews)