Berdasarkan hasil temuan terbaru yang dilakukan Institut Pengawas Perdamaian dan Toleransi Kebudayaan dalam Pendidikan Sekolah (IMPACT-SE) yang dirilis pada Selasa (12/4) lalu, banyak buku-buku diktat Palestina yang melenyapkan berbagai hal yang terkait dengan Israel.
IMPACT-SE yang meninjau berbagai buku diktat dari Israel, dunia Arab, dan Iran, dalam laporan tahun 2011 mengenai buku-buku diktat sekolah Palestina menyebutkan mengenai hal tersebut dalam brifing dengan para wartawan di markas besar MediaCentral di Yerusalem.
Organisasi tersebut memeriksa 118 buku diktat yang saat ini dipergunakan di sekolah-sekolah Palestina, 71 di antaranya untuk para siswa dari kelas 1 hingga kelas 12, sementara 25 di antaranya diajarkan di berbagai sekolah keagamaan di Tepi Barat dan dikeluarkan Kementerian Agama Palestina.
IMPACT-SE juga memeriksa 22 buah panduan guru yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Tinggi Palestina. Meski semua buku diktat yang ditinjau disetujui pemerintah Palestina, buku-buku itu juga dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar di Gaza.
"Meski tema lingkungan dan energi terbarui diajarkan kepada murid-murid Palestina, IMPACT-SE menemukan bahwa buku-buku diktat yang diajarkan ‘menyalahkan’ Israel atas segala permasalahan lingkungan," demikian dituliskan situs berita Israel, Jpost.
"Secara umum, ada penyangkalan total eksistensi Israel, dan jika ada, biasanya amat negatif," kata Eldad Pardo, seorang anggota jajaran dewan IMPACT-SE dan kepala kelompok peneliti buku diktat Palestina, seperti dikutip Jpost.
"Bagi generasi yang akan datang, tidak ada pendidikan mengenai kerja sama dan tidak ada informasi mengenai banyak kerja sama yang pernah dilakukan Israel dan Palestina dalam bidang lingkungan dan berbagai bidang lain," klaim Pardo.
Dalam buku-buku geografi, umumnya Israel tidak digambarkan di peta Timur Tengah. Buku-buku tersebut menggantikannya dengan Palestina, yang memang merupakan lokasi asli sebelum dicaplok Israel yang diciptakan dengan bantuan Barat. Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Jaffa ditunjukkan dalam peta Palestina, namun tidak ada kota-kota Yahudi seperti Tel Aviv, Ramat Gan, Kibbutzim, dan Moshavim.
Salah satu buku diktat Palestina yang dibahas IMPACT-SE, History of Ancient Civilization, terbitan 2009 dan dipergunakan untuk mengajar murid kelas lima, menyebutkan bahwa kawasan Masyriq (timur Mediterania) terdiri dari Palestina, Yordania, Libanon, dan Syria. Tidak ada nama Israel.
"Buku diktat lain di antaranya berisi peta Kota Tua Yerusalem yang tidak menyebutkan mengenai lokasi Yahudi. Semetara itu, dalam contoh lain, sebuah buku diktat mencetak stempel pos Mandat Inggris, namun menghapus tulisan Ibrani ‘Palestina: Tanah Israel’ yang ada di stempel aslinya," demikian dilansir Jpost.
Sejumlah buku diktat menyebutkan bahwa orang-orang Kanaan adalah orang-orang berbahasa Arab yang tanahnya dirampas Yahudi dan menyebutkan bahwa kaum Yahudi datang dari Eropa untuk mencuri tanah Palestina yang dijajah Inggris pada 1917.
"Pardo, seorang profesor di Hebrew University, Yerusalem, juga menyebutkan bahwa buku-buku diktat Palestina ‘menghapuskan klaim’ Yahudi atas sejumlah situs suci, seperti Tembok Barat dan Makam Rachel. Pardo menyebutkan, National Education, buku diktat untuk murid kelas tujuh yang diterbitkan pada 2010, menyebut Tembok Barat dengan nama Tembok Al-Buraq, dam Makam Rachel disebut Masjid Al-Bilal," demikian dilansir Jpost.
Seperti diwartakan Jpost, IMPACT-SE juga menemukan bahwa buku-buku diktat Palestina berisi banyak referensi mengenai martir, perlawanan, dan pengungsi yang kembali ke kota-kota Palestina yang dicaplok Israel, serta sering "menyetankan" Israel dan Yahudi.
"Sebuah foto pemakaman seorang yang syahid disertakan dalam edisi tahun 2008 dari buku murid kelas tujuh, namun dihapus dari edisi 2010, mungkin karena tekanan asing terhadap pemerintah Palestina," kata Pardo.
Buku-buku teks lain juga menyebutkan mengenai tingkatan syahid yang merupakan yang tertinggi. Juga disitir sebuah hadits mengenai kaum Yahudi, seperti yang juga terdapat dalam piagam Hamas.
Yohanan Manor, ketua IMPACT-SE, mengatakan bahwa salah satu buku sejarah Palestina mencetak dua peta yang menyebutkan Israel, meski namanya dicetak kecil. Manor mengatakan, IMPACT-SE akan mengirimkan hasil temuannya kepada Lamis al-Alami, menteri pendidikan Palestina.(Smcom)