Penguasa monarki Bahrain secara sistematis berusaha untuk menghancurkan gerakan Syiah yang berpusat di Iran. Muslim minoritas Sunni memerintah negara dan mayoritas muslim Syiah tidak akses luas ke pemerintahan. Bahrain tak ubahnya seperti negara Aparteid.
Michael Slackman, dari New York Times, tertangkap oleh pasukan keamanan Bahrain beberapa minggu yang lalu. Pasukan keamanan itu mengokang senapan ke arah kepalanya. Slackman jelas ketakutan. Ia mengeluarkan paspor seraya berteriak bahwa ia adalah seorang wartawan Amerika.
Kemudian, katanya, tiba-tiba pemimpin kelompok keamanan itu berubah mood. Ia menggamit tangan Slackman dan mengatakan hangat: "Jangan khawatir! Kami cinta Amerika!"
"Kami tidak mengejar Anda. Kami memburu Syiah," tambah polisi itu. Slackman ingat kemudian: "Ini memang kedengarannya seperti berburu tikus."
Bahrain sebenarnya termasuk negara dan masyarakat yang sejahtera dan dinamis. Banyak tenaga kerja yang berpendidikan tinggi, dan bahkan untuk tingkat pendidikan jauh lebih baik daripada Saudi Saudi, tetangga sebelahnya. Pada hari baik, Bahrain terasa seperti sebuah oase di daerah yang sulit.
Sekarang, terjadilah konfrontasi antara Sunni dan Syiah secara langsung. Selama ini hampir tidak mungkin bagi Syi'ah untuk jadi oleh tentara atau polisi di Bahrain. Atau bahkan di negara-negara Arab lainya, tentu selain Iran dan Irak kemudian.
Demonstran Syiah Bahrain telah bertindak dengan cara-cara yang telah merongrong tujuan mereka. Mereka sering meneriakkan "Kematian bagi al-Khalifa", sebuah slogan beracun yang menyinggung semua orang di Bahrain. Tidak heran, jika di Bahrain, orang-orang Syiah diburu seperti tikus.(ERcom)