Membunuh anak-anak dalam keadaan perang atau damai sama sekali tidak dibenarkan. Fakta bahwa orangtua atau bahkan negara mereka berbuat hal yang buruk atau kejahatan tidak seharusnya membuat banyak perbedaan.
Namun, sebuah konteks yang sangat sarat kriminal, misalnya ketika anak-anak dari pembunuh dibunuh oleh orangtua atau rekan dari korban, mungkin akan memberikan pembunuh dari pihak kedua hak untuk mendebat "di mana kau ketika anak-anakku dibantai seperti domba."
Beberapa hari lalu, seseorang menyusup ke koloni Yahudi di dekat kota Nablus, membunuh lima anggota dari satu keluarga, termasuk tiga anak-anak. Koloni itu, yang diketahui bernama Tamar, terkenal akan perilaku kriminal dan premanisme dari penduduknya, terutama terhadap tetangga Palestina mereka. Beberapa warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, diketahui telah dibunuh oleh tersangka pemukim. Beberapa laporan memberikan petunjuk bahwa serangan itu mungkin merupakan aksi balas dendam pribadi atas pembunuhan anak-anak Palestina di wilayah itu.
Tidak ada faksi Palestina yang mengklaim bertanggung jawab untuk pembunuhan di Tamar dan militer Israel gagal menangkap pelaku.
Dalam keadaan normal, agen penegak hukum akan berusaha untuk menangkap pelaku, tanpa bergesekan dengan hak orang-orang yang tak bersalah. Namun, situasi di Tepi Barat sangat tidak normal mengingat pendudukan militer Israel dan kehadiran penuh benci para pemukim Yahudi yang cenderung membunuh dan melukai warga Palestina.
Karena itu, sikap Israel dalam menangani peristiwa yang hampir langka itu menciptakan lebih banyak motivasi untuk pembalasan karena Israel memandang setiap warga Palestina sebagai target sah untuk kekerasan Yahudi.
Meskipun insiden itu dilakukan oleh satu atau dua orang, ribuan Palestina telah dibuat menderita konsekuensinya. Menurut laporan berita, ribuan pemukim telah menyerang kendaraan dan rumah warga Palestina di kawasan Hebron, Ramallah, dan Nablus. Terlebih lagi, para pemukim melempari mobil-mobil yang lewat di jalan raya Yerusalem-Hebron, melukai banyak pengendara tak bersalah.
Ribuan pemukim telah diberi lampu hijau oleh militer pendudukan untuk menyerang warga desa Palestina untuk melepaskan rasa frustrasi mereka. Maksud dari melepaskan rasa frustrasi adalah dengan mengijinkan para pemukim menyerang warga Arab secara fisik dan menghancurkan properti mereka, termasuk pertanian, kebun buah-buahan, dan sumber air. Di masa lalu, pemukim berusaha meracuni sumur warga Palestina untuk membunuh sebanyak mungkin orang.
Saat laporan ini disiapkan, sekelompok pemukim Yahudi menyerang penduduk desa dan petani Arab di seluruh Tepi Barat, dengan tentara Israel yang hanya menyaksikan.
Dalam situasi itu, fungsi utama dari tentara pendudukan Israel adalah bukan untuk melindungi warga Palestina yang tak bersenjata dan tak terlindungi dari teror dan perusakan pemukim, tapi untuk membentengi pemukim dari pembelaan diri yang mungkin dilakukan oleh warga Palestina.(SMcom)