Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Timur Pradopo menilai tewasnya mantan ajudan Susno Duadji, Brigadir Kepala Doni Rahmanto, adalah sekadar kecelakaan. Ia menampik itu merupakan bentuk teror bagi saksi meringankan Susno.
"Nggak ada kaitannya, itu kecelakaan biasa," ujarnya seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis (10/3). "Semua masih dalam proses penyelidikan. Dia juga ajudan saya," katanya.
Saat di konfirmasi Komisaris Jenderal Susno Duadji, Ia tak mau berprasangka buruk terhadap meninggalnya Brigadir Kepala Doni Rahmanto, mantan ajudannya saat masih menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri.
“Saya serahkan semua kepada penyidik. Saya positive thinking saja dan berdoa supaya almarhum diterima di sisi-Nya. Semua kami serahkan pada penyidik yang sudah bekerja secara maksimal,” kata dia di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, hari ini (10/3).
Doni meninggal karena kecelakaan motor di Jl.DI Panjaitan, Jakarta Timur, kemarin pagi. Dia adalah saksi meringankan bagi Susno, eks Kepala Badan Reserse Kriminal. Dalam persidangan, ia pernah memberi keterangan yang menyatakan mantan atasannya tersebut tidak pernah bertemu dengan Sjahril Djohan, untuk membicarakan kasus PT Salmah Arowana Lestari.
Di mata Susno, Doni adalah anak buah yang baik dan kinerjanya bagus. “Saya begitu mendengar berita itu merasa kaget,” ujar Susno, yang mendengar berita tewasnya Doni lima belas menit setelah kejadian.
Sebelum Doni meninggal, Inspektur Dua Anjar Saputro meninggal pula akibat kecelakaan di Jalan Raya Bogor, 16 Oktober 2010. Keduanya sempat menjadi saksi yang meringankan bagi mantan bosnya(tempo)