Seorang pengamat politik dan jurnalis Mesir, Rajab al-Basil, menyatakan bahwa rezim Zionis Israel mengkhawatirkan perluasan kebangkitan di Timur Tengah yang bergaya Revolusi Islam di Iran. Ditujukannya kepada rakyat Arab, al-Basil memperingatkan bahaya fenomena anti-revolusi termasuk berbagai aksi kudeta.
Al-Basil dalam wawancaranya dengan kantor berita Mehr (13/3) mengatakan bahwa rezim Zionis Israel mengikuti perkembangan kebangkitan rakyat di kawasan dengan seksama dan penuh kekhawatiran.
Dikatakannya, "Danny Ayalon, salah satu pejabat teras Israel menyatakan bahwa pihaknya khawatir kelompok-kelompok Islam memiliki kekuatan seperti Iran, Hamas di Gaza, dan Hizbullah di Lebanon."
Al-Basil menambahkan bahwa keamanan eksistensi Israel sebelumnya terjamin dengan keberadaan rezim-rezim despotik yang menandatangani kesepakatan mendukung keamanan rezim Zionis dan bahkan kerjasama dalam melawan bangsa Palestina.
Menurutnya, tidak ada satu pihak pun di kawasan yang meragukan fakta bahwa sejumlah rezim Arab di kawasan berperan penting dalam melestarikan eksistensi rezim penjajah Israel dengan cara menjual minyak dan gas ke Israel dengan harga sangat murah. Oleh karena itu, terbentuknya pemerintahan demokratis yang akan memperhitungkan segala kebijakannya, tentu tidak menguntungkan rezim Zionis.(irib)
