Para mahasiswa di tepi Barat dan Jalur Gaza memanfaatkan facebook untuk menyelenggarakan aksi protes yang diadakan pekan depan di Lapangan Tentara tak dikenal di Kota Gaza, manara Square di Ramallah dan pusat lokasi di kota-kota Tepi Barat lainya. Aksi ini bertujuan memilihkan kembali hubungan antara Hamas dan Fatah yang telah melumpuhkan upaya perdamaian Timur Tengah.
Terinspirasi oleh dampak jejaring sosial Internet dalam mengenyahkan mantan Presiden Mesir, Hosni Mubarak bulan lalu, salah satu dari para penyelenggara, Mohammed Al-Sheikh Yousef, mengatakan bahwa ia berharap untuk memindahkan sebanyak 1,5 juta pengguna Facebook untuk demonstrasi 15 Maret.
"Kami tidak berusaha untuk menggulingkan siapapun, dan kami tidak menentang rejim apapun," Yousef, seorang mahasiswa di Universitas Al-Azhar Kota Gaza, mengatakan dalam sebuah wawancara.
"Kami hanya menentang pemisahan yang sedang berlangsung yang memisahkan Gaza dan Tepi Barat."
Kedua kawasan tersebut terpisah dengan hebat pada tahun 2007, menyisakan Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas dan organsiasi Fatah miliknya berkuasa atas Tepi Barat sementara pergerakan Hamas memimpin Gaza.
Hamas yang memenangkan pemilihan parlementer resmi pada tahun 2006 dan menolak pembicaraan perdamaian dengan Israel, dianggap sebuah kelompok teroris oleh AS dan Perdatuan Eropa.
Pimpinan intelijen Mubarak, Omar Suleiman, sekarang adalah wakil presiden di pemerintahan sementara Mesir, menengahi pembicaraan antara Hamas dan Fatah selama empat tahun terakhir yang gagal untuk menghasilkan sebuah kesepakatan.
Laman Facebook berbahasa Arab, berjudul People Want to End Division (Rakyat Menginginkan Akhir Dari Pemisahan), mengatakan bahwa kelompok tersebut mendapatkan dukungan sedikitnya 180 warga kelompok Facebook Palestina, seperti Gaza Youth Breaks Out, yang bersama memasukkan 1,5 juta pengguna, baik dari dalam kawasan Palestina dan luar negeri.
Para pendukung Hamas dan Fatah telah bergabung dalam upaya tersebut, ia mengatakan.
Para rekan penyelenggara Yousefs telah berhubungan dengan para pemimpin protes dari Tunisia dan Mesir, termasuk Google Inc.s Wael Ghoneim, dan menerima ekspresi dukungan, ia mengatakan.
Pawai siang hari tersebut pada 15 maret akan diadakan di Lapangan Tentara tak dikenal di Kota Gaza, manara Square di Ramallah dan pusat lokasi di kota-kota Tepi Barat lainya, Yousef mengatakan.
Para penyelenggara meminta para pemimpin kedua pergerakan tersebut berbicara pada protes tersebut, yang akan memasukkan musik dan tarian rakyat, ia mengatakan.
Pertengahan Februari, Ratusan warga Palestina melakukan pawai untuk persatuan di Ramallah, menyerikan Hamas, Fatah dan faksi politik Palestina lainnya untuk menyembuhkan pemisahan di antara mereka di tengah-tengah argumen atas pemilihan yang dijadwalkan untuk September di kawasan Palestina tersebut.
"Rakyat menginginkan sebuah akhir untuk pemisahan," para pemrotes berteriak, banyak dari mereka yang melambaikan bendera di atas kepala mereka, ketika mereka berkumpul di Lapangan Al-Manara di pusat Ramallah.
Peranan dunia maya terbukti sangat besar pada kerusuhan yang terjadi di Mesir. Beralih dari jalanan, pera pendukung Hosni Mubarak bahkan membawa pertempuran terhadap para pemrotes anti-pemerintah ke dunia maya, namun peperangan tersebut pada akhirnya tenggelam oleh tentara aktivis cerdik teknologi yang berkeinginan melaksanakan perang keyboard.
Para aktivis Mesir dengan cepat menggerakkan protes pro-demokrasi melalui laman-laman Facebook dan pesan-pesan Twitter. Mengharapkan dorongan yang sama untuk menggerakkan para pengguna Facebook, para mahasiswa Palestina berharap gerakan tersebut dapat menyatukan kedua kawasan tersebut.
suaramedia