Uni Eropa menyewa jasa tentara bayaran dari sebuah perusahaan jasa keamanan swasta di Inggris, Saladin Security untuk melatih 80 personel keamanan Palestina. Para personel keamanan itu nantinya akan dikerahkan ke Yerusalem Timur untuk menjaga fasilitas-fasilitas milik Uni Eropa dan menjaga keamanan serta ketertiban di wilayah itu.
Perusahaan jasa keamanan swasta yang disewa Uni Eropa mempekerjakan para veteran dari pasukan elit Inggris. Merekalah yang akan melatih dan mengkomandoi 80 personel keamanan Palestina yang dipilih melalui proses seleksi.
Uni Eropa menginginkan "pasukan" yang berkualitas untuk menjaga keamanan di kawasan-kawasan Arab di Yerusalem. Tugas pasukan dalam menjaga keamanan nantinya akan diperluas, meliputi seluruh wilayah Otoritas Palestina di Tepi Barat.
Perusahaan Saladin Security didirikan oleh para veteran pasukan SAS--pasukan elit Inggris--sejak tahun 1978 dan seperti perusahaan jasa militer swasta lainnya, mereka menawarkan pelatihan dan layanan keamanan ke sejumlah negara. Saladin Security yang awalnya bernama KMS ini berpengalaman dalam melakukan berbagai operasi militer yang kemudian menjadi kontroversi. Perusahaan ini pula yang ditengarai ikut melatih para pejuang Muslim di Afghanistan ketika Uni Soviet.menginvasi negara itu.
Para tentara bayaran Saladin Security pernah mendukung operasi rahasia AS untuk menumpas rezim komunis di Nicaragua. Dalam operasi tersebut, AS juga membiayai kelompok anti-komunias Contras di negeri itu. Sekarang, perusahaan tersebut sedang menyiapkan para tentara bayarannya untuk menjalankan misi melatih para personel keamanan Palestina. Untuk keperluan itu, Uni Eropa sudah mengajukan permohonan pada Israel agar mengizinkan senjata-senjata yang akan digunakan para veteran pasukan elit Inggris itu masuk ke wilayahnya.
Ternyata tak sulit bagi Uni Eropa untuk mendapatkan izin itu dari Israel. Seorang intelijen senior Eropa bahwa mengaku hampir tak percaya Israel memberi izin operasi bagi perusahaan Saladin Security meski sejumlah pejabat di kemiliteran Israel, Kementerian Kehakiman, Kantor Perdana Menteri dan Kepolisian mengaku tidak tahu menahu tentang adanya operasi itu. Tapi Uni Eropa mengklaim bahwa pihaknya sudah mengantongi izin bagi Saladin Security untuk memberikan jasa keamanan di wilayah pendudukan Israel di Palestina.
"Saladin Security tidak akan melatih pasukan keamanan Palestina tapi akan memberikan pengarahan dan bimbingan bagi para stafnya guna meningkatkan kualitas pelayanan keamanan mereka. Sesuai peraturan Israel, anggota tim yang sepenuhnya dijaga kerahasiaan dan keamanannya, adalah warga negara dari negara-negara Uni Eropa dan memiliki lisensi membawa senjata dari otoritas Israel," demikian pernyataan Uni Eropa.
Dengan alasan bahwa masalah ini masalah yang sensitif, pihak Saladin Security menolak merinci operasi mereka dan menyarankan agar pihak yang ingin mengetahui detil persoalan ini mengontak kantor pusat Komisi Uni Eropa di Brussels. (eramuslim)