Turki Berduka dengan wafatnya seorang tokoh gerakan islam modern di negara itu, Necmettin Erbakan meninggal di Rumah Sakit Güven pukul 11:40 waktu setempat di Çankaya, Ankara akibat penyakit gangguan jantung, ribuan warga Turki turut serta mengiringi jenazahnya menuju tempat peristirahatan terakhir. Pada 27 Februari 2011.
Negeri berbendera bulan bintang itu berduka cita ditinggalkan seorang tokoh yang aktif menyuarakan gema Islam di negeri muslim yang dikungkung sekulerisme ala Attaturkisme itu. Bukan hanya masyarakat muslim Turki yang berduka, tapi dunia Islam pun kehilangan tokoh penyeru kerjasama negara Islam.
Erbakan menorehkan lembaran baru dalam sejarah politik Turki modern. Mantan akademisi ini adalah politisi Turki pertama yang mengusung gerakan Islam di arena politik negara ini. Erbakan disebut sebagai bapak gerakan Islam modern Turki. Sebuah gerakan yang mencuat setelah pemerintahan sekuler berkuasa selama 70 tahun. Erbakan adalah seorang arsitek pemikiran Islam Turki. Berbeda dengan para pemikir gerakan Islam yang bersandar pada tradisi Islam, Erbakan berupaya mewujudkan cita-cita muslim Turki dengan memanfaatkan kemampuan sains dan teknologi modern.
Pria kelahiran Sinop, di pantai Laut Hitam di Turki utara itu, pertama kali melihat dunia pada 29 Oktober 1926. Ayahnya, Mehmet Sabri adalah seorang hakim dari klan terkemuka Kozanog(lu, Kilikia, dan ibunya Kamer adalah penduduk asli Sinop. Erbakan menjalani masa kecilnya dengan berpindah-pindah tempat, karena profesi ayahnya menuntut demikian.
Erbakan kecil menamatkan sekolah dasar dan menengah di kota Kayseri dan Trabzon. Kemudian ia melanjutkan jenjang sekolah menengah atas di SLTA terbaik di Istanbul dengan menduduki peringkat tertinggi. Erbakan menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Teknik Mesin di Universitas Teknologi Istanbul (ITU) pada tahun 1948 dengan IPK 4.00. Kecerdasan dan prestasi akademisnya yang luar biasa membawanya meneruskan pendidikan hingga meraih gelar PhD dari Universitas RWTH Aachen, Jerman. Setelah kembali ke Turki, Erbakan menjadi dosen di ITU dan diangkat sebagai profesor pada tahun 1965 di universitas yang sama.
Sebelum merambah di karir politik, Necmettin Erbakan meraih kesuksesan di bidang teknik mesin, dan telah menciptakan beberapa perangkat canggih. Ia adalah chief engineer di tim yang merancang 1A tank Leopard Jerman. Setelah beberapa waktu bekerja di posisi terdepan dalam industri, ia beralih ke dunia politik dengan mengawali karir politiknya menjadi anggota parlemen dari Konya pada tahun 1969.
Kemudian, Erbakan mendirikan National Order Party pada tahun 1970, namun partai ini tidak berumur panjang dan dibubarkan setahun kemudian. Pembubaran partai ini tidak menjadikan Erbakan patah arang. Politisi intelek ini mendirikan partai baru dengan nama National Salvation Party pada tahun 1972. Partai inilah yang membawa Erbakan masuk jajaran anggota kabinet pemerintahan Turki selama tahun 1974 hingga 1978.
Karir politik Erbakan dan partai yang diusungnya tidak berumur panjang, karena kubu militer menyingkirkannya melalui kudeta pada tahun 1980. Buntutnya, Erbakan dijebloskan ke dalam penjara selama setahun, dan terkena sanksi larangan berpolitik selama 10 tahun. Partai Penyelamat Nasional dibubarkan pada tahun 1981.
Meski karir politiknya sempat tersandung dijegal kubu militer Turki hingga ia harus mendekam di jeruji besi, namun spirit keislaman tidak menyurutkan tekad Erbakan terjun di dunia politik. Pada tahun 1987, Erbakan mendirikan Partai Kesejahteraan yang membawanya menduduki jabatan sebagai perdana menteri Turki di tahun 1996. Erbakan menorehkan sejarah baru mendirikan kabinet dari kubu Islam Turki. Di masa pertama jabatannya sebagai perdana menteri, Erbakan terang-terangan mengatakan, "Kita bukan Turki Barat dan bukan juga Eropa."
Mengenai kebijakan Ekonominya sebagi perdana menteri Turki, Erbakan mengedepankan tiga kebijakan utama. Pertama, Mengeluarkan Turki dari cengkeraman Dana Moneter Internasional (IMF). Kedua, menyeimbangkan pendapatan dan pengeluaran Turki, yang tidak pernah dilakukan oleh rezim sebelumnya. Ketiga meningkatkan kerjasama negara Islam dengan mendirikan organisasi kerjasama negara Islam, D-8. Erbakan menilai kebijakannya ini memicu kekhawatiran rezim Zionis, karena mengancam kepentingan Israel.
Erbakan mengusulkan dibentuknya pasar dunia Islam yang membentang dari Benua Afrika hingga Indonesia di wilayah Asia Tenggara. Erbakan termasuk pendiri D-8 yang terdiri dari delapan negara yaitu Turki, Indonesia, Iran, Bangladesh, Mesir, Malaysia, Nigeria dan Pakistan. Kelompok ini dibentuk pada tahun 1997 ?untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dan kerjasama antarnegara-negara ?anggota.? Erbakan juga menilai Uni Eropa berada di bawah dikte Freemansory Kristen.
Partai Kesejahteraan di bawah kepemimpinan Erbakan dalam pemilu yang dipercepat bulan Desember 1994, berhasil meraih suara mayoritas dan membentuk kabinet aliansi. Namun, keberpihakan Erbakan kepada gerakan Islam dan usahanya memperluas hubungan dengan negara-negara Islam, serta penolakannya atas hubungan dengan Israel, menimbulkan penentangan dari kalangan militer Turki.
Dewan Keamanan Nasional Turki yang dikuasai oleh militer pada bulan Februari 1997 mengeluarkan surat perintah kepada Erbakan untuk menumpas gerakan keislamam di negara itu. Surat perintah ini memaksa Erbakan mengundurkan diri dan beberapa waktu kemudian dia diadili dan dijatuhi hukuman larangan untuk aktif dalam kegiatan politik selama 5 tahun. Selain itu, Partai Kemakmuran pimpinan Erbakan pun dibubarkan. Tepat tanggal 18 Juni tahun 1997, Necmettin Erbakan, mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri akibat tekanan kubu militer negara Turki.
Meski Erbakan didepak dari puncak kekuasaan Turki, namun gerakan Islam di negara ini tidak surut, bahkan semakin berkembang di bawah dukungan payung Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Meski demikian, partai pimpinan Erdogan ini memiliki perbedaan dengan Partai binaan Erbakan. AKP berupaya menjadikan Turki sebagai bagian dari dengan Uni Eropa. Pada tahun 2002, Erbakan mengkritik AKP karena dipandang tidak memenuhi kriteria sebagai Partai Islam. Di mata Erbakan, kebijakan Erdogan cenderung merapat ke Uni Eropa dan tidak serius menjalin kerjasama dengan negara-negara Islam. Mengenai pemimpin AKP, Erbakan berkata, "Erdogan datang ke sekolah saya, tapi tidak mendengarkan pelajaran saya."
Sejumlah pengamat politik menilai kemenangan bersejarah Partai Keadilan dan Kesejahteraan dalam pemilu legislatif 2002 dan kemenangannya pada pemilu selanjutnya merupakan buah manis yang ditanam Erbakan. Presiden Turki, Abdullah Gul, Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan dan Ketua Parlemen, Muhamamd Ali Shahin serta sejumlah politisi Partai Keadilan dan Pembangunan adalah kader-kader didikan Erbakan.
Kini sejumlah analis politik menilai AKP tengah bergerak menuju arah yang dicita-citakan Erbakan. Meminimalisasi hubungan dengan rezim Zionis dan meningkatkan kerjasama dengan negara-negara Islam. Lebih dari itu menghidupkan dan mensosialiasikan nilai-nilai Islam di tengah muslim Turki yang telah disekulerkan oleh rezim Attaturkisme.(IRIB/PH/NA)