Desakan bagi Presiden Mesir, Hosni Mubarak, untuk segera mengundurkan diri terus bermunculan, termasuk dari Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Sebaliknya, Israel minta masyarakat internasional agar memberi waktu bagi Mesir untuk menjalani transisi kekuasaan sehingga negeri itu tidak sampai dikuasai "kaum ekstremis" bila Mubarak tidak lagi berkuasa.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, seperti dilansir stasiun berita ABC News, Jumat, 11 Februari 2011. Barak mengatakan, boleh saja dunia mendorong perubahan di Mesir, namun harus memberi kelonggaran bagi pemerintah setempat untuk merencanakan semuanya, agar negara itu tidak dikuasai kelompok ekstremis.
“Seharusnya peran dunia adalah dengan jujur mengatakan kepada rakyat Mesir: Kami siap berdiri di belakang kalian, jika kalian bergerak dengan konkrit dan koheren menuju perubahan,” ujar Barak.
Mantan perdana menteri Israel itu juga mengatakan bahwa desakan Mubarak untuk mundur adalah pilihan yang tepat. Namun, jika Mubarak turun segera, maka ekstremis akan segera mengambil alih pemerintahan.
Menurut Barak, kelompok yang patut diwaspadai adalah Ikhwanul Muslimin. Dinyatakan terlarang oleh rezim Mubarak, Barak mengakui kelompok ini populer di Mesir. “Pemenang pemilu pada jangka pendek, sebut saja dalam 90 hari, pastilah Ikhwanul Muslimin,” ujar Barak.
Setelah pidato Mubarak pada Kamis malam, reaksi dari masyarakat internasional berdatangan. Diantaranya adalah dari Presiden AS Barack Obama yang mengatakan pemerintah Mesir tidak tulus dalam melapangkan jalan menuju demokrasi. Seharusnya, ujar Barak, masyarakat internasional paham bahwa Mesir butuh waktu.
“Pesan untuk Mesir dari masyarakat internasional seharusnya: Kami menghargai usaha kalian untuk mencegah negara jatuh ke tangah ekstremis. Kami mengerti jika kalian butuh waktu lagi,” ujar Barak.
Sebelumnya, Israel telah menyerukan AS dan beberapa sekutu lainnya untuk tidak melayangkan kritik keras terhadap Mubarak. Israel takut kosongnya kekuasaan di Mesir akan memperkuat jaringan terorisme yang akan mengancam negaranya.
Di Timur Tengah, Israel menganggap Mesir sebagai sahabat. Jika Mesir mengubah dukungannya terhadap Israel setelah tidak lagi diperintah Mubarak, maka negara Zionis ini akan sendirian di kawasan Timur Tengah tanpa sekutu.
vivanews