Pihak Keamanan Libya dilaporkan telah menutup jalan akses ke kota yang bergolak, Al-Baidah setelah pendemo pro-demokrasi mengambil alih kota tersebut.
Bentrokan meletus setelah pasukan pemerintah dikerahkan ke al-Baida dalam upaya untuk merebut kembali kota itu pada hari Jumat. Sebelumnya, dua kelompok Libya di pengasingan mengatakan perebutan kota al-Baida dilakukan setelah beberapa polisi setempat bergabung dengan para pengunjuk rasa.
Polisi berpakaian preman dan penembak jitu berjanji akan memberi respon keras terhadap para demonstran yang ingin mengakhiri kekuasaan Muammar Qadhafi.
Pengunjuk rasa Libya yang terinspirasi oleh gerakan di Mesir dan Tunisia juga menyebutkan "Hari Kemarahan" pada Kamis untuk menentang kemepimpinan Qadhafi yang sudah berumur 41 tahun.
Qadhafi yang mendapat kekuasaan dalam kudeta 1969, merupakan pemimpin yang berkuasa paling lama di negara-negara Afrika dan Arab.
Pihak oposisi menuduh pemerintah mempersenjatai para imigran Afrika di utara untuk menembak demonstran pro-demokrasi. Mereka juga menginformasikan bahwa sedikitnya 30 orang tewas sepanjang aksi kekerasan. Menurut sumber medis, 14 orang meninggal di kota kedua terbeasar Libya, Benghazi.
Kelompok hak asasi manusia, Amnesty Internasional juga mendesak pemerintah Libya untuk menghentikan tindakan kekerasan terhadap demonstrasi damai.
irib.ir