4 Feb 2011

"Konspirasi AS di Mesir Hanya Sulut Kebencian Muslim"

ImageTEHERAN – Kementerian Luar Negeri Iran melalui juru bicaranya, Ramin Mehmanparast pada hari Rabu (2/2) waktu setempat mengkritik upaya-upaya yang dilakukan para penguasa Amerika Serikat untuk mencegah pergerakan luar biasa dari bangsa Mesir.


Ia juga membahas mengenai pengiriman mantan duta besarnya untuk Mesir, Frank Wisner ke Kairo. Ia menyebut tindakan itu sebagai bagian dari rencana AS untuk menyusun plot-plot penyimpangan.


"Upaya-upaya para penguasa AS untuk menghambat pergerakan bangsa besar Mesir dengan mengirimkan mantan duta besar mereka untuk merancang konspirasi penuh tipu daya hanya akan mengakibatkan kemarahan dan kebencian di kalangan warga Muslim dan orang-orang pemberani di Mesir," kata Mehmanparast seperti dikutip kantor berita ISNA.


Pada hari Selasa, Presiden Barack Obama mengutus Wisner ke Kairo dengan membawa pesan untuk Hosni Mubarak dan mendesaknya mengumumkan agar ia tidak akan kembali mencalonkan diri pada bulan September demi menenangkan para pengunjuk rasa.


Mubarak memenuhi permintaan dari sekutu kuncinya tersebut dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi, namun unjuk rasa terus terjadi saat ratusan ribu orang turun ke jalan untuk menuntut agar Mubarak segera lengser.


Pada hari Rabu, Mesir dilanda unjuk rasa yang tidak diperkirakan sebelumnya menentang kekuasaan otoriter Presiden Mohamed Hosni Mubarak selama tiga dekade. Setidaknya ada 300 orang yang kehilangan nyawa sejak unjuk rasa dimulai, demikian menurut perkiraan PBB.


Presiden AS Barack Obama baru-baru ini memuji Mubarak yang mengumumkan bahwa dirinya tidak akan ambil bagian dalam pemilihan presiden Mesir yang akan datang. Selama Mubarak berkuasa, AS mendanai rezim tersebut.


Tapi, para analis membantah kemungkinan pengunduran diri Mubarak, merujuk pada kekuasaan Mubarak selama 30 tahun.


Pemerintahan Obama juga menyerukan agar dilakukan peralihan kekuasaan secara "tertib" di Mesir, mengabaikan hak rakyat untuk memilih pemimpin sendiri.


Washington juga membela pengiriman Wisner ke Kairo dan mengatakan bahwa sang mantan duta besar "punya peluang mendapatkan perspektif mengenai apa yang dipikirkan rakyat Mesir dan gagasan-gagasan mereka dalam proses yang sudah jelas kita dukung."


Mehmanparast mengatakan bahwa tindakan campur tangan AS untuk menciptakan ketegangan dan perpecahan dalam negeri di Mesir mengingatkan kembali mengenai rencana lama Washington yang menyusun plot terhadap Iran.


Menurutnya, dengan menggunakan taktik semacam itu, AS berusaha menciptakan ketegangan di dalam negeri dan memperlebar keretakan di antara rakyat Mesir.


Iran juga memperingatkan bahwa taktik yang dipergunakan oleh AS hanya akan semakin mengobarkan kebencian terhadap Washington di dunia Islam.


Kekacauan pecah di jalanan Kota Kairo, Rabu, saat para pendukung Mubarak berulang kali terlibat bentrokan dengan para pengunjuk rasa anti-Mubarak.


Di sebuah rumah sakit darurat yang didirikan di dekat pusat Tahrir Square, pihak medis mengatakan bahwa mereka merawat setidaknya 500 orang pengunjuk rasa yang mengalami luka-luka. (suaramedia/dn/pv/af)