Penjabat Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Ali Akbar Salehi mengatakan, dua warga Jerman yang berkunjung ke Iran dengan visa turis dan mewawancarai seorang kriminal secara sengaja melanggar undang-undang Iran.
"Kriminal yang diwawancarai kedua warga Jerman ini adalah seorang penjahat dengan dakwaan berat karena terlibat zina dan kasus pembunuhan," demikian ungkap Salehi kepada Spiegel seperti dikutip IRNA kemarin (Ahad 9/1)
Kasus zina dan pembunuhan banyak terjadi diberbagai negara dan menjadi kasus biasa, namun karena dibalik peliputan berita oleh kedua warga Jerman ini terdapat misi busuk untuk menekan Iran, tambah Salehi. "Untuk melancarkan misinya ini, kedua warga Jerman tak segan-segan melanggar undang-undang Iran," tegas penjabat menlu Iran.
Menurut Salehi, sikap kedua warga Jerman ini jelas-jelas melecehkan undang-undang Iran dan pengadilan harus memproses kasus ini. Selain it menurutnya terdapat kesalahpahaman terkait isu bahwa keduanya mendapat bantuan dari kelompok teroris anti Tehran.
Ditanya mengenai kondisi kedua warga Jerman yang saat ini mendekam di penjara kota Tabriz, Salehi menandaskan, keduanya dalam kondisi baik dan mendapat pelayanan yang layak. "Kondisi penjara di Iran lebih manusiawi bila di banding dengan penjara di kawasan. Keduanya juga sempat bertemu dengan anggota keluarnya yang menjenguk mereka di penjara Tabriz," tambah Salehi.
Menyikapi tuntutan sejumlah pejabat Jerman terhadap Iran untuk membebaskan keduanya, Salehi mengatakan, kami telah berjanji akan bersikap sesuai dengan undang-undang dalam negeri dan kami pasti bertindak adil terhadap kedua warga Jerman tersebut.
Menyinggung sejumlah pemberitaan yang menyebutkan kedua warga Jerman mendapat perlakuan seperti tawanan dan dilecehkan, Salehi menjelaskan, sangat disayangkan kesimpulan keliru seperti ini marak dipropagandakan oleh media asing. Isu lain yang dipublikasikan media asing adalah tudingan Iran bahwa keduanya menjadi mata-mata yang menyusup ke negara ini. Menjawab isu ini Salehi menandaskan, juru bicara Mahkamah Agung Iran tidak pernah memberikan pernyataan seperti ini dan tidak seharusnya setiap isu dijadikan dalih. (irib.ir)