Pendiri WikiLeaks Julian Assange mengatakan website whistleblowingnya berencana untuk menerbitkan ratusan telegram diplomatik AS "sensitif" terkait Israel, televisi Al Jazeera melaporkan pada hari Kamis (23/12) waktu setempat.
"Dokumen sensitif dan diklasifikasikan" dalam perang Israel di Libanon tahun 2006 dan pembunuhan aktivis Hamas Mahmoud Al Mabhouh di Dubai pada bulan Januari akan segera dirilis, Assange mengatakan kepada Al Jazeera dalam sebuah wawancara.
Assange mengatakan WikiLeaks memiliki 3.700 dokumen AS tentang Israel, termasuk 2.700 yang berasal dari rezim Yahudi itu, tetapi membantah website tersebut memiliki perjanjian untuk membantu Israel.
"Kami tidak memiliki transaksi rahasia dengan negara manapun,"katanya menurut terjemahan bahasa Arab dari komentar yang ia buat dalam bahasa Inggris yang diposting di situs berita Al Jazeera.
Sebuah surat kabar Arab yang melakukan wawancara dengan salah satu mantan rekan Assange mengatakan bahwa ia memiliki kesepakatan dengan Israel untuk tidak mempublikasikan file-file rahasia mereka. Assange menyangkal hal tersebut.
"Ini tidak benar. Kami telah dituduh sebagai agen Iran dan CIA oleh mantan rekan yang bekerja untuk Jerman di masa lalu itu dan sekarang dipecat dari pekerjaannya setelah kami menerbitkan dokumen militer Amerika yang terkait dengan Jerman.
"Kami adalah lembaga terbesar yang menerima dana resmi dari AS tapi setelah kami merilis sebuah rekaman video tentang pembunuhan berdarah dingin di Irak pada tahun 2007, dana itu berhenti dan kami harus bergantung pada individu untuk keuangan."
Assange memastikan bahwa mereka "tidak memiliki kontak langsung atau tidak langsung dengan Israel," ujar Assange seperti dikutip, menambahkan tidak lebih dari dua persen dokumen yang tersedia tentang Israel telah dirilis sejauh ini.
"The Guardian, El-Pais dan Le Monde telah menerbitkan hanya dua persen dari file yang terkait ke Israel karena hubungan sensitif antara Jerman, Perancis dan Israel. Bahkan New York Times tidak bisa menerbitkan lebih karena sensitifitasan yang terkait dengan komunitas Yahudi di AS, " kata Assange dalam siaran wawancara langsung dari Inggris pada Rabu malam.
Selain itu, ia juga mengaku memegang dokumen yang menunjukkan keterlibatan Mossad dalam pembunuhan operasi Hamas, Mahmoud al-Mabhouh di Dubai pada bulan Januari.
Assange mengatakan bahwa WikiLeaks akan segera merilis file rahasia Amerika yang berkaitan dengan Israel dalam enam bulan.
"Dalam enam bulan ke depan kami berniat untuk mempublikasikan lebih banyak file tergantung pada sumber-sumber kami," katanya.
Menurutnya Sebagian besar file yang terkait dengan Mossad diklasifikasikan sebagai rahasia tapi mungkin ada beberapa file yang berkaitan dengan peran Mossad dalam pembunuhan pemimpin militer Libanon di Damaskus oleh peluru penembak jitu.
"Ada 2.500 file yang terkait dengan Mossad dan saya telah membaca hanya 1.000. Jadi saya tidak tahu tentang semuanya, aku butuh lebih banyak wartawan termasuk dari Arab untuk membaca dan menganalisis dan meletakkan segala sesuatu dalam konteks untuk kepentingan pembaca.
"Kami memiliki 17.000 file mana kata Qatar telah disebutkan, sumber dari 3.000 berkas ini adalah berasal dari kedutaan besar Amerika di Doha."
Assange mengatakan bahwa Israel tidak berusaha untuk menghubungi dia walaupun dengan mediator.
"Tidak, tidak kontak dengan Israel, tapi saya yakin Mossad mengikuti kegiatan kami erat seperti Australia, Swedia dan CIA," katanya kepada pembawa acara program "Without Border", harian Qatar The Penisula melaporkan.
Beberapa tetangga Israel, terutama Turki, telah menyatakan kegelisahan pada kurangnya kebocoran website whistleblowing tersebut pada dokumen yang berasal dari Israel. Israel terlibat dalam satu bulan perang yang menghancurkan dengan Hizbullah Libanon pada musim panas tahun 2006 yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di Libanon, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, dan 160 warga Israel, terutama tentara.
Assange mengatakan pada hari Rabu sebelumnya bahwa upaya pemerintah AS untuk menuntut dia harus menjadi peringatan bagi jurnalis di Amerika Serikat.
Assange, dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi MSNBC, mengatakan, telah terjadi upaya "cukup sengaja untuk memisahkan diri dari organisasi kami Perlindungan Amandemen Pertaman yang diberikan untuk semua penerbit." (Suaramedia.com)