Pemimpin Taliban ingin membuka kantor resmi di sebuah negara netral seperti negara Teluk Arab, Turki atau Jepang sebelum mereka memulai pembicaraan damai yang berarti, menurut tokoh "senior" dalam gerakan itu, klaim sebuah laporan.
Dalam sebuah wawancara dengan Daily Telegraph, Mullah Abdul Salam Zaeef, mantan duta besar Taliban untuk Pakistan, mengatakan pembicaraan yang berarti tidak mungkin terjadi sampai pemimpin Taliban memiliki basis yang aman untuk bernegosiasi.
"Taliban dikecam oleh dunia. Mereka tidak memiliki alamat," katanya dari tempat aman di Kabul di mana dia sekarang tinggal.
"Jika saya adalah seorang Taliban saya akan memilih negara yang dekat ke Afghanistan, tetapi netral, seperti Uni Emirat Arab, suatu tempat yang tidak tertarik ikut campur di Afghanistan, seperti Pakistan atau Cina."
Sebuah kantor formal, ia menambahkan, akan membantu Taliban membuat transisi dari pejuang ke politisi. Mullah Zaeef, ditangkap setelah serangan 11 September di Amerika dan menghabiskan hampir empat tahun di teluk Guantanamo.
Ahmed Rashid, seorang pakar Taliban mencatat, kepada Daily Telegraph bahwa dia baru saja melakukan wawancara dengan lima pemimpin mantan Taliban, yang masing-masing mengatakan Taliban ingin membuka kantor di sebuah negara netral - seperti di negara-negara Teluk, Jerman, Turki atau Jepang.(Eramuslim.com)