Duta Besar Jerman untuk Teheran Bernd Erbel mengecam propaganda media Barat terhadap Republik Iran sebagai "tidak nyata".
Perlu untuk melakukan upaya terus-menerus untuk mengubah pemahaman yang "salah" oleh media Barat terhadap Iran, IRNA mengutip perkataan Erbel dalam pertemuan dengan Ketua Komisi Kebudayaan dari Parlemen (Majlis) Iran Gholam Ali Haddad-Adel di Teheran.
Diplomat Jerman tersebut menekankan pentingnya menyelesaikan isu-isu politik Iran dengan negara-negara Eropa melalui negosiasi dan interaksi, penambahan aset budaya bangsa tidak boleh dipengaruhi oleh perkembangan politik.
Haddad-Adel, pada bagiannya, mengatakan hubungan budaya yang mengakar antara bangsa Iran dan Jerman serta kehadiran yang kuat dari Jerman pada bidang ekonomi dan industri Iran telah meletakkan dasar bagi peningkatan hubungan timbal balik.
"Meskipun ada kebijakan tertentu yang berdampak negatif terhadap hubungan antara kedua negara, diharapkan hubungan timbal balik dapat diperluas melalui usaha bersama untuk melayani kepentingan kedua negara," kata anggota parlemen Iran.Dia menunjuk propaganda sengit Barat terhadap Republik Islam dan berkata intelektualisme, religiusitas dan komitmen untuk kemerdekaan negara adalah salah beberapa karakteristik menonjol dari bangsa Iran.
"Setiap upaya untuk membangun hubungan yang berkelanjutan dengan bangsa Iran harus didasarkan pada sifat-sifat yang menonjol tersebut," ia menjelaskan lebih lanjut.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan ketua Kelompok Persahabatan Iran – Jerman, Ali Adyani Rad, utusan Jerman tersebut menelaskan hubungan Teheran - Berlin sebagai hubungan yang "damai dan konstruktif."
Erbel meminta kedua negara untuk tidak mengizinkan orang lain untuk merusak hubungan timbal balik.
Dia juga menyatakan harapan bahwa Republik Iran akan memanfaatkan potensi besar untuk memajukan hubungan di segala bidang.
Adyani Rad, pada gilirannya, mengatakan kedua negara memiliki banyak kemampuan untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, industri dan budaya, menambahkan, "Diharapkan bahwa para pejabat Jerman tidak akan mengikuti mereka yang ingin menimbulkan ketegangan dalam hubungan persahabatan antara kedua negara."
Dia juga menyerukan untuk promosi hubungan parlemen antara kedua negara.
Sementara itu Menteri luar negeri Jerman sebelumnya telah mendesak Iran untuk memenuhi tugas internasionalnya dan menunjukkan transparansi penuh mengenai program nuklirnya.
Guido Westerwelle mengatakan kepada para wartawan pada hari Jumat bahwa Iran masih kekurangan dalam transparansi yang diperlukan pada ambisi nuklirnya.
Westerwelle mengatakan Iran telah menunjukkan peningkatan minat untuk terlibat dalam pembicaraan baru, "Tapi apakah itu akan mengarah pada diskusi nyata masih harus dilihat."
Menteri luar negeri berbicara bersama kepala mengunjungi dari Badan Energi Atom Internasional, Yukiya Amano.
Iran berada di bawah sanksi PBB karena menolak menghentikan pengayaan uranium dan mengabaikan tuntutan dimaksudkan untuk meredakan kekhawatiran global yang sedang mencari untuk membuat senjata atom.
September lalu Badan Tenaga Atom Iran Ali Akbar Salehi menuduh kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Direktur Jenderal Yukiya Amano tidak bersikap adil, dalam sebuah wawancara di Der Spiegel.
Salehi juga berspekulasi mengenai apakah kepala IAEA sedang mencari dalih terhadap Iran untuk melancarkan serangan, dan mengingatkan bahwa pendahulunya, Mohamed ElBaradei, menerima Hadiah Nobel Perdamaian karena sikap netralnya.
"Apakah Amano ingin mengasosiasikan namanya dengan perang? Apakah Amano ingin bencana??" ia bertanya.
Pada bulan Juni tahun lalu, Iran melarang dua inspektur PBB masuk ke negara itu, menuduh mereka mengajukan laporan palsu tentang program nuklir Teheran dan membocorkan informasi tentang pekerjaan atom mereka. (Suaramedia.com)