Presiden AS Barack Obama diberi penjelasan singkat tentang pembicaraan antara pemerintah Afghanistan dengan apa yang sebuah laporan gambarkan pada Rabu waktu setempat sebagai komando Taliban pada "tingkatan tertinggi" yang difasilitasi oleh pasukan NATO.
Dalam kabinet perang bulanannya dengan para penasihat sipil dan militer teratas, Obama juga mendapatkan sebuah berita terbaru tentang operasi terakhir dalam strategi gelombang pasukan beresiko tinggi dan dengan kemungkinan besar penipuan suara dalam pemilihan parlementer Afghanistan.
Pertemuan tersebut di dalam Situation Room Gedung Putih berlangsung segera setelah rincian baru yang muncul tentang pembicaraan bibit rekonsiliasi antara pemerintah Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan elemen kelompok perlawanan Taliban.
The New York Times memberitakan pada Rabu waktu setempat bahwa para pimpinan Taliban pada "tingkatan tertinggi" terlibat dalam kontak tersebut dan bahwa mereka ditawari jalan aman oleh pasukan NATO dari tempat persembunyiannya di Pakistan.
Dalam satu kasus, para pimpinan Taliban melewati perbatasan dan mendaratkan sebuah pesawat NATO yang terikat dengan Kabul, harian tersebut mengatakan, walaupun menambhkan bahwa sebagian besar pembahasan telah terjadi di luar ibu kota Kabul.
Gedung Putih telah mendukung upaya-upaya Afghanistan untuk berbicara dengan elemen-elemen Taliban, bahkan ketika militer AS meningkatkan intensitas dari gelombang dan serangan kelompok perlawanan yang menuai sebuah korban yang besar di antara pasukan-pasukan asing.
Para pejabat AS bersikeras bahwa para pejuang Taliban yang ingin memeluk rekonsiliasi harus meninggalkan kekerasan dan meletakkan senjata mereka, dan mengurangi potensi untuk apa yang masih digambarkan sebagai kontak "pendahuluan".
Namun Times mengatakan bahwa beberapa pejabat berharap bahwa ada kemungkinan "memisah" gerakan Taliban, dan mendapatkan sejumlah besar pejuang menyeberang ke pemerintahan Afghanistan.
Bagaimanapun juga, laporan tersebut mengatakan bahwa masih tidak jelas seberapa banyak pengaruh yang digunakan di dalam pergerakan oleh tokoh-tokoh Taliban terlibat dalam pembicaraan tersebut.
Karzai bulan ini meluncurkan Dewan Tinggi untuk Perdamaian, upaya terbaru untuk merayu Taliban dan kelompok perlawanan lainnya untuk menegosiasikan sebuah akhir perang yang telah memasuki tahun kesepuluhnya.
Taliban telah menyangkal sebuah klaim oleh Karzai bahwa pihaknya ambil bagian dalam pembicaraan tersebut, lebih dari sembilan tahun setelah mereka dihadapkan pada invasi yang dipimpin oleh AS setelah serangan 11 September 2001 di AS.
Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengatakan pada Selasa bahwa Obama akan diberikan sebuah berita terbaru tentang pembahasan tersebut bersamaan dengan strategi Afghanistan yang lebih luas.
"Rekonsiliasi yang dipimpin oleh Afghanistan telah menjadi sebuah topik dari banyak dari pertemuan-pertemuan terdahulu," ia mengatakan.
"Saya dapat berharap bahwa kami akan mendapatkan sebuah berita terbaru dari Jenderal David Petraeus, Duta besar Karl Eikenberry dan yang lainnya tentang di mana mereka bertemu dan perkembangan pada pembicaraan tersebut dan harapan-harapan mereka untuk melihat prekembangan tersebut berlanjut.
"Saya mengantisipasi, seperti pada masa silam, bahwa akan menjadi sebuah topik yang besar." Pertemuan tersebut, yang dimulai pada 11:15 waktu setempat termasuk Wakil Presiden Joe Biden, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, Menteri Pertahanan Robert Gates dan militer kunci dan para pejabat intelijen.
Petraeus, komando AS di Afghanistan dan Eikenberry, bergabung dalam pertemuan dengan konferensi video, begitu juga dnegan Biden, yang sedang dalam jejak kampanye, menjelang pemilihan tengah semester pada 2 November.
Pembicaraan tersebut berlangsung segera setelah pemilihan otoritas Afghanistan mengacaukan 1,3 juta suara yang diduga palsu dalam pemilihan parlemen bulan lalu, hampir seperempat dari 5,6 juta dibuang.
Para pejabat AS telah memprediksikan sebelum pemilihan bahwa akan ada pemalsuan tingkat tinggi dan penyimpangan-penyimpangan, namun mengatakan bahwa mereka percaya institusi politik Afghanistan sekarang cukup sehat untuk berhadapan dengan situasi tersebut.
Lebih dari 150.000 pasukan AS dan internasional sekarang ada di Afghanistan, dengan jumlah mereka ditingkatkan strategi gelombang besar 30.000 pasukan yang Obama umumkan tahun lalu dan yang sekarang mencapai puncaknya.
Ketika ia mengumumkan rencana baru pada Desember, Obama juga bersikeras bahwa pasukan AS pertama akan mulai pulang pada Juli 2011, sebagai bagian dari sebuah upaya yang dipercepat untuk memindahkan otoritas untuk pasukan Afghanistan dan para pemimpin politik.
Karzai mengatakan sebelumnya pada Rabu waktu setempat bahwa ia berharap "bahwa kita semua akan melihat peningkatan dalam situasi keamanan negara kita dalam satu atau dua tahun." (Suaramedia.com)