Presiden AS Barack Obama mengatakan pada parlemen bahwa tidak ada perubahan yang dibutuhkan untuk strategi Afghanistan dan Pakistannya, saat pasukan AS meningkatkan operasi melawan Taliban dan Al Qaeda.
Obama menyampaikan putusan itu, yang sebelumnya sudah disuarakan oleh anggota senior dari star keamanan nasionalnya, saat menyerahkan laporan rahasia terbaru pemerintahannya tentang pelaksanaan perang yang dimandatkan oleh Kongres.
“Kami terus mengimplementasikan kebijakan yang dipaparkan pada bulan Desember dan tidak yakin bahwa dibutuhkan penyesuaian lebih jauh kali ini,” tulis Obama dalam penilaian tersebut, yang disampaikan pada hari Senin (4/10) waktu AS.
“Seperti halnya Kongres yang melanjutkan pertimbangannya atas masa depan Afghanistan dan Pakistan, saya ingin terus menggarisbawahi kepentingan nasional kita dalam implementasi sukses dari kebijakan ini.”
Di akhir kajian kebijakan menyeluruh pada bulan Desember, Obama mengumumkan rencana untuk menambah 30,000 tentara ke Afghanistan untuk mengejar momentum perang tapi memperingatkan bahwa sejumlah tentara akan mulai ditarik pada bulan Juli 2011.
Presiden diperkirakan akan menyerahkan kajian strategi baru tentang Afghanistan di akhir tahun nanti, tapi diperkirakan tidak akan ada penyesuaian besar.
Strategi pimpinan NATO itu dirancang untuk mengusir gerilyawan Taliban keluar dari kota-kota besar di selatan dan timur sembari membangun pasukan keamanan pemerintah Afghan agar tentara Amerika bisa mulai ditarik pada bulan Juli 2011.
Menteri Pertahanan Robert Gates dan komandan-komandan utama mengatakan ada tanda-tanda kemajuan di Afghanistan, di mana hampir 150,000 tentara AS dan sekutu berusaha mengubah arus melawan gerilyawan Islam yang tangguh.
Gedung Putih mengatakan bahwa Obama menggelar konferensi video selama 30 menit dengan Presiden Afghan Hamid Karzai, membahas sejumlah topik, termasuk visi strategis untuk hubungan jangka panjang AS-Afghanistan, pemilu parlemen Afghan baru-baru ini, dan hubungan regional.
“Kedua pemimpin sepakat bahwa mereka harus melanjutkan keterlibatan rutin untuk memperbaiki visi umum dan menyelaraskan upaya kita untuk mendukung cita-cita Presiden Karzai menyelesaikan transisi ke tanggung jawab keamanan yang dipimpin Afghanistan pada tahun 2014,” ujar Gedung Putih.
Obama merilis laporannya pada hari Senin (4/10) di tengah bukti-bukti baru dari peningkatan aktivitas AS di kawasan tanpa hukum antara Pakistan dan Afghanistan.
Sebuah serangan drone (pesawat tanpa awak) AS menewaskan delapan militan, termasuk seorang warga negara Jerman di Pakistan di dekat perbatasan Afghan.
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Jepang dan Swedia bergabung dengan Washington dan London dalam mengeluarkan peringatan akan kemungkinan serangan teroris oleh Al Qaeda dan kelompok-kelompok afiliasi terhadap warga negara mereka yang bepergian di Eropa.
Sementara itu, pengeboman, penembakan, dan kekerasan baru menegaskan jumlah korban jiwa di pihak pasukan AS dan sekutu, saat lima tentara NATO terbunuh pada hari Senin (4/10).
Kematian baru itu membuat jumlah pasukan asing yang tewas dalam perang Afghan mencapai 561 jiwa di tahun 2010, menurut perhitungan oleh sebuah website independen icasualties.org, saat jumlah korban jiwa akibat pemberontakan Taliban selama sembilan tahun terus memburuk.
Jumlah korban jiwa tahun ini adalah yang tertinggi sejak perang dimulai tahun 2001 dengan invasi AS yang menggulingkan rezim Taliban setelah mereka menolak untuk menyerahkan para pemimpin Al Qaeda menyusul serangan 11 September.
Sementara itu, Joe Sestak, kandidat Demokrat Pennsylvania untuk Senat AS, menyerukan pada Presiden Obama untuk mengajukan tongkat pengukur yang jelas untuk perkembangan militer melawan Al Qaeda di perbatasan Afghanistan-Pakistan dan berdebat dengan rekan Republikannya mengenai kebijakan terhadap Iran.
“Kita perlu memastikan bahwa pasukan kita memiliki misi yang terdefinisi dengan mengerucut dan jelas, yaitu untuk menetralkan ancaman Al Qaeda dan mengeliminasi tempat perlindungan mereka di perbatasan Pakistan,” ujar Sestak.
Jika pemerintah Pakistan kolaps, ujar Sestak, Taliban dan Al Qaeda bisa merebut senjata nuklir negara itu.
Sestak tahun lalu mendukung perintah Obama untuk mengirimkan lebih banyak tentara ke Afghanistan, menyebutnya sebagai langkah penting untuk mengusir Al Qaeda dari tempat perlindungan mereka di Pakistan. Namun, ujarnya, pemerintahan Obama belum memberikan penilaian yang berguna dari upayanya melawan Al Qaeda di Pakistan dan dia memperingatkan terhadap sebuah komitmen tanpa akhir.
“Apa musuh kita mundur? Apa kita menghalangi kemampuan mereka untuk beroperasi?” ujarnya. “Dan, jika tidak, apa yang bisa kita lakukan untuk menjadi lebih efektif? Atau tidak bisakah kita menjadi lebih efektif di bawah strategi ini? Kita tidak akan tahu sampai kita mengukurnya.”
Pidato Sestak juga membantunya menyoroti pengalamannya dalam keamanan nasional. Dia pernah diminta untuk membentuk unit antiterorisme Angkatan Laut setelah serangan 11 September 2001, dan dia mengomandoi sebuah kelompok tempur pesawat untuk membantu perang di Afghanistan dan Irak tahun 2002 dan 2003. (rin/af/hp) www.suaramedia.com