Amerika Serikat (AS) rupanya masih kasak-kusuk untuk menyerang Republik Islam Iran. Kali ini Washington menggandeng Komando Operasi Khusus UsSoCom dan mengerahkan 57 ribu ahli strategi perang untuk menghadapi Tehran. Informasi ini dibeberkan oleh situs voltairenet.
Menurut laporan Fars News mengutip situs voltairenet, dalam sebuah artikelnya Manlio DiNucci menyebutkan, meski AS terpaksa memangkas anggaran belanjanya dalam jumlah yang cukup besar, namun negara adidaya ini masih terlibat perang di 75 negara dunia.
Pemikir asal AS ini menambahkan, perang yang berkecamuk di dunia lebih besar dari yang terlihat di luar karena selain invansi AS ke Irak dan Afghanistan, Pentagon meloloskan program perang rahasia terhadap Iran sebagai acuan utama departemen ini.
Program rahasia anti-Iran Pentogan digalang dengan menggandeng UsSoCom serta mengerahkan 57 ribu ahli perang dari empat angkatan bersenjata negara ini. Menurut DiNucci misi program rahasia tersebut adalah mengumpulkan data, serangan langsung pada sasaran, menangkap atau menghancurkan musuh, perang gerilya, operasi anti pemberontak guna membantu negara sekutu, perang syaraf untuk mempengaruhi opini publik asing serta menggalang dukungan dari pihak asing terhadap operasi militer yang digelar AS.
Sumber ini menambahkan, eskalasi tersebut menununjukkan realita sebenarnya bahwa para komandan operasi khusus AS di pemerintahan Barack Obama lebih aktif di banding dengan pemerintahan George W. Bush. Anggaran belanja perang resmi AS tercatat 10 miliar dolar dan sebagian besarnya difokuskan untuk perang di Timur Tengah, Asia Tengah dan Afrika Timur.
Sementara itu, situs United Press International (UPI) mengutip petinggi AS menulis, jika kasus program nuklir Iran mengalami masalah dan bertambah rumit, maka operasi rahasia yang dilancarkan Pentagon ini dapat membantu serangan militer ke Tehran. Jika perang sampai meletus, AS akan mengerahkan pasukan Xe Services (nama lain dari Blackwater) dalam berbagai operasi khususnya proses pengumpulan data.
Situs Voltairenet dalam lanjutan laporannya menulis, milisi anti pemerintah di Iran khususnya di wilayah tenggara negara ini baik langsung maupun tidak mendapat dukungan dari UsSoCom. Sejumlah kelompok tersebut malah tercatat sebagai teroris dalam list pemeritah AS. (irib)