12 Jun 2010

Misteri Di Balik Suara Abstain Lebanon Atas Sanksi Iran

ImageBeirut -Suara Abstain Lebanon atas resolusi sanksi anti-Iran di Dewan Keamanan PBB, cukup mengejutkan banyak pihak, meski Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri telah mengisyaratkan niatnya untuk memilih abstain. Menyusul keputusan Lebanon tersebut, koran al-Mustaqbal terbitan Lebanon menurunkan laporan menarik dan terperinci soal "kasak-kusuk" di balik layar keputusan abstain Lebanon.



Hariri sebelumnya menyatakan bahwa cara yang ditempuh Dewan Keamanan PBB untuk meningkatkan sanksi terhadap Iran sangat mengejutkan. Sumber ini menambahkan bahwa Hariri berpendapat suara Lebanon harus sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi penjatuhan sanksi lebih berat terhadap Iran.


Hariri berdalih bahwa suara abstain Lebanon bukan berarti dukungan terhadap sanksi anti-Iran melainkan penolakan Beirut atas peningkatan sanksi terhadap Tehran.


Pendapat Hizbullah


Menteri Penasehat Pemerintah Bidang Pengembangan Birokrasi, Muhammad Fanish mengatakan, "Tidak ada satu menteri pun di dalam kabinet pemerintah yang menyetujui sanksi lebih berat terhadap Iran." Menurut Fanish, kubu Hizbullah pun telah menyatakan pendapatnya tentang hal ini dan menekankan bahwa Wakil Lebanon di Dewan Keamanan PBB, Nawaf Salam, harus menegaskan ketidakefektifan sanksi terhadap Iran serta lebih menekankan pada ancaman nuklir Israel.


Permainan Dubes AS di Beirut


Koran as-Safir terbitan Beirut juga menyingung dialog Dubes Amerika Serikat untuk Lebanon dengan sejumlah pemimpin kelompok 14 Maret guna mendesak mereka menyetujui sanksi baru anti-Iran. Dalam sidang kabinet, 14 menteri dari kelompok 14 Maret yang mendukung suara abstain di harapan 12 menteri yang menentang resolusi anti-Iran. Akhirnya dua menteri lain (yaitu menhan dan mendagri) mengikuti imbauan Presiden Lebanon, Michel Sleiman, menentang sanksi anti-Iran. Dengan demikian kedua pihak masih imbang hingga sidang selesai.


Lebanon Mewakili Arab


Koran as-Safir tidak memberikan keterangan lebih rinci dalam hal ini. Namun BBC Lebanon menyebutkan bahwa dalam lanjutan sidang pemerintah Lebanon masih kebingungan sikap apa yang harus diambil untuk disampaikan wakilnya di Dewan Keamanan PBB. Akhirnya diputuskan untuk melibatkan pendapat Liga Arab. Dengan demikian ditentukan suara abstain menyusul pendapat Liga Arab.


Keputusan tersebut baru disampaikan kepada Nawaf Salam di detik-detik akhir sebelum pemungutan suara terkait resolusi sanksi anti-Iran di Dewan Keamanan PBB dimulai.


Kegagalan Lobi


Koran al-Diyar Lebanon juga menulis, "Seluruh upaya dan kontak Selasa (08/6) bahkan antara Beirut dan Damaskus, serta pertemuan Ketua Fraksi Loyalitas Terhadap Muqawama (afiliasi Hizbullah) dengan Presiden Lebanon, Michel Sleiman, dan Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, tidak membuahkan hasil."


Koran terbitan Beirut itu juga menyebutkan penentangan dan ketidakpuasan hebat kelompok oposisi atas kebijakan pemerintah. Michel Sison, Dubes Amerika Serikat untuk Lebanon berpengaruh kuat dalam menggiring keputusan abstain Lebanon. Apalagi Amerika Serikat juga mengancam Lebanon jika tidak mendukung atau paling tidak abstain terhadap resolusi anti-Iran.


Di lain pihak, Koran al-Hayah menyebutkan bahwa Hariri mengklaim suara abstain itu "demi kepentingan Lebanon".


Dewan Keamanan PBB Rabu (09/6) merilis resolusi sanksi anti-Iran nomor 1929 dengan 12 suara setuju. Turki dan Brazil menentang sementara Lebanon abstain. (irib)

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Misteri Di Balik Suara Abstain Lebanon Atas Sanksi Iran Deskripsi: Beirut -Suara Abstain Lebanon atas resolusi sanksi anti-Iran di Dewan Keamanan PBB, cukup mengejutkan banyak pihak, meski Perdana Menteri Le... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►