Beirut -Permintaan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon, serupa dengan Menteri Peperangan Israel, Ehud Barak, soal pencegahan gerakan kapal-kapal pengangkut bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
Koran al-Akhbar terbitan Lebanon hari ini (25/6) menulis, Ban dalam percakapannya via telepon dengan Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri, menekankan upaya pencegahan keberangkatan kapal bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
Desakan Ban kepada pemerintah Lebanon untuk menghalau kapal bantuan kemanusiaan dari Lebanon berlayar menuju Gaza itu dinilai sama dengan tuntutan Menteri Peperangan Israel Ehud Barak terhadap pemerintah Lebanon.
Koran Lebanon itu menambahkan bahwa Ban khawatir jika gerakan kapal pengangkut bantuan kemanusiaan untuk Gaza itu kembali akan menyudutkan rezim Zionis dan memaksa Israel melakukan kejahatan yang menimpa kapal Mavi Marmara.
Di satu sisi, Israel tidak ingin kewibawaannya di mata dunia hancur karena mengijinkan kapal bantuan kemanusiaan tersebut memasuki Gaza. Namun di sisi lain, mencegat kapal bantuan tersebut dengan serangan atau kekerasan, maka Tel Aviv pasti akan kembali menghadapi gelombang amarah masyarakat dunia. Dan jika itu terjadi, jumlah musuh Zionis di kawasan juga akan bertambah.
Di lain pihak, ketua panitia kapal Maria Lebanon, Samar al-Hajj menyatakan, "Kami telah membulatkan tekad untuk sampai ke Gaza dan menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza."
"PBB sudah tidak dapat disebut sebagai Perserikatan Bangsa-Bangsa lagi, karena lembaga itu telah disetir oleh segelintir negara kaya dengan menggunakan uang dan senjata. Hak asasi manusia akan hancur di depan mata mereka, namun mereka hanya akan menyaksikannya," jelas al-Hajj.
Menyangkut keberangkatan kapal Maria ke Gaza, aktivis perempuan Lebanon ini menegaskan, "Kami akan langsung menuju Gaza dan tidak akan singgah ke pelabuhan mana pun."
Sebelumnya pemerintah Lebanon telah mengirim pesan kepada PBB bahwa Israel akan bertanggung jawab atas keselamatan para aktivis di kapal bantuan kemanusiaan tersebut. (IRIB/MZ)