18 Jun 2010

Israel Ancam Kapal Bantuan Libanon Dengan Kru Wanita

ImagePemerintahan di Libanon dan Mesir pada Kamis (17/6) menyampaikan peringatan dari Israel untuk "Mariam", sebuah kapal bantuan dengan semua kru wanitanya menuju ke Gaza dalam sebuah upaya untuk memecahkan blokade Gaza oleh Israel pasca serangan laut pada 31 Mei di perbatasan Gaza yang menyebabkan sembilan korban tewas.
Perdana Menteri Libanon dan Mesir mencela Israel atas peringatan terhadap sebuah kapal bantuan Libanon dengan kru yang seluruhnya adalah wanita yang bertujuan untuk memecahkan blokade Gaza.


"Pemerintah Israel terus-terusan mengancam Libanon," Perdana Menteri Saad Hariri mengatakan dalam merenspon suatu pertanyaan pada sebuah konferensi berita dengan kunjungan Perdana Menteri Mesir, Ahmed Nazif.


"Banyak armada kapal datang dari Eropa," ia menambahkan. "Akankah Menteri Pertahanan Israel menyerang Eropa atau negara-negara lain yang mengirimkan bantuan ke Gaza?"


"Cukup kebohongan … Tindakan-tindakan Israel tidak manusiawi dan ditolak oleh semua perjanjian hak-hak azazi manusia."


Sebuah kelompok aktivis wanita Llibanon yeng tergabung oleh warga Eropa dan para jurnalis berencana untuk berlayar ke Gaza dengan sebuah kapal – pembaptisan "Mariam" dalam menghormati Bunda Maria – dalam tawaran terakhir untuk memecahkan blokade empat tahun Israel atas daerah yang dikuasai Hamas.


Untuk bagiannya, Nazif memperingatkan bahwa sebuah serangan Israel pada kapal-kapal wanita tersebut "mungkin memiliki konsekuensi yang dahsyat seperti yang kita lihat pada Freedom Flotilla milik Turki."


"Daerah tersebut menghadapi sebuah persimpangan antara keinginan untuk perdamaian, yang mana semua negara Arab suarakan dan dukungan komunitas internasional, dan keengganan dan kekerasan pendirian Israel," Nazif mengatakan.


Rencana untuk sebuah operasi yang hanya terdiri dari wanita saja tersebut datang ketika Israel menghadapi sebuah reaksi internasional atas serangan 31 Mei pada enam kapal flotilla menuju Gaza, dimanaa sembilan aktivis Turki ditembak mati oleh komando angkatan laut.


Pada Kamis, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak memperingatkan Libanon bahwa Israel tidak bertanggung jawab untuk "konfrontasi kekerasan dan bahaya" apa pun.


Namun Israel juga menyetujui sebuah rencana untuk memudahkan pemblokadean yang negara tersebut lakukan pada Gaza setelah banyak tekanan internasional, sementara menyediakan sedikit detail pada barang-barang baru apa yang diperbolehkan masuk ke Gaza.


Nazif tiba di Beirut dalam sebuah kunjungan dua hari untuk pembicaraan dengan para pejabat top di sana.


Ia menemui Hariri dengan segera setelah kedatangannya dan dua penandatanganan 18 perjanjian untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, kantor Hariri mengatakan.


Perdangan bilateral dan investasi antara Mesir dan Libanon digandakan menjadi lebih dari setengah milyar dolar anatar 2005 dan 2009, Nazif mengatakan selama pertemuan tersebut. (suaramedia)