JALUR GAZA – Gerakan Hamas memperingatkan faksi Fatah mengenai reaksi yang diberikan terkait kampanye Fatah terhadap kader-kader Hamas di Tepi Barat. Hamas meminta Fatah memilih antara menjadi budak penjajah Israel atau mendukung pejuang Palestina.
Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum dalam sebuah konferensi pers menyebut penangkapan yang dilakukan Fatah baru-baru ini di Tepi Barat dilakukan bekerja sama dengan meningkatnya penangkapan serupa oleh Israel ditambah dengan Yahudisasi dan aktivitas permukiman di Yerusalem terjajah dan Tepi Barat.
Barhoum menambahkan bahwa Fatah justru membuktikan kerja sama keamanan dengan penjajah Israel dalam menyerang gerakan perlawanan dan melindungi keamanan Israel.
Ia memperingatkan jika Fatah tidak melepaskan cengkeraman dari gerakan perlawanan dan menolak membebaskan tahanan politik dari penjara mereka, maka akan menimbulkan bahaya di Palestina.
Juru bicara itu menekankan bahwa sikap keras kepala Fatah dalam menangkapi kader-kader Hamas di Tepi Barat semakin menjadi bukti embenar kebohongan Mahmoud Abbas mengenai kesediaan melakukan rekonsiliasi nasional.
Dalam kejadian terkait, jurnalis Nawaf Al-Amer, koordinator program televisi di salurag TV satelit Al-Quds di Tepi Barat, melaporkan bahwa ia mendapat perlakuan kejam. Tangannya diikat dan matanya ditutup saat ia dipanggil milisi keamanan Fatah untuk diinterogasi baru-baru ini.
Kepada Palestinian Information Center (PIC), Amer mengatakan tindakan tersebut adalah sebuah upaya untuk mengirimkan pesan tidak langsung kepada saluran televisi Al-Quds, ia mengemukakan bahwa semua reporter televisi tersebut di Tepi Barat diganggu atau ditangkap tanpa alasan.
Ia mengatakan kebebasan berpendapat dan berekspresi di Tepi Barat adalah kebebasan yang dirancang berdasarkan ukuran keamanan dan realita politik.
Menurut laporan terbaru yang disampaikan Hamas pada haru Rabu di Tepi Barat, milisi keamanan Fatah bertindak terlalu jauh dalam melakukan penangkapan dan menculik 30 orang warga Palestina yang punya keterkaitan dengan Hamas.
Dengan penangkapan-penangkapan tersebut, jumlah anggota dan pendukung Hamas yang diculik milisi tersebut dalam dua tahun terakhir meningkat menjadi sekitar 100 orang tahanan.
Sekitar 100 surat panggilan telah diberikan kepada kader-kader Hamas sejak Fatah meningkatkan aktivitas penangkapan dua hari lalu, kata Hamas.
Hamas memperingatkan akan melakukan tindakan balasan jika aparat pemerintah Fatah meneruskan penangkapan terhadap para tokoh dan pendukung Hamas.
Hamas, yang mengendalikan Jalur Gaza, menyatakan setidaknya 30 orang ditahan dalam waktu semalam, dan setidaknya 70 orang lagi dipanggil untuk menjalani interogasi oleh pemerintah Fatah, yang hanya memiliki sebagian kendali terhadap kota-kota Palestina.
"Penahanan yang dilakukan terus-menerus telah melampaui garis merah dan mengungkapkan sifat asli (Fatah) terhadap tawaran rekonsiliasi Hamas," kata Barhoum dalam sebuah konferensi pers di Kota Gaza hari Rabu.
Ia mengatakan pendukung Hamas yang ditangkap di seluruh wilayah Tepi Barat, khususnya di Hebron dan Nablus. Kampanye penangkapan Fatah tersebut menjadikan para wartawan, akademisi, dan pemimpin partai sebagai taget.
"Pembalasan atas kampanye ini akan serius jika Fatah tidak menghentikan prosedur-prosedur ini dan membebaskan semua tahanan," kata Barhoum. Ia menambahkan bahwa penangkapan tersebut membuktikan Fatah tidak serius mengenai rekonsiliasi dengan Hamas, klaim konsensus dan persatuan nasional Fatah hanya "klaim semu dan slogan tanpa makna."
Barhoum juga menuding penagkapan yang dilakukan pemerintah Fatah bertepatan dengan kampanye Israel terhadap penduduk Palestina dengan menghancurkan rumah-rumah di Tepi Barat dan Yerusalem, memperluas permukiman, dan mendeportasi para anggota parlemen.
Barhoum meminta ketua Liga Arab Amr Moussa menekan Presiden Mahmoud Abbas dan Fatah agar menghentikan tindakan terhadap Hamas.
Ia juga meminta negara-negara donatur yang menyalurkan bantuan kepada pemerintah Palestina di Tepi Barat mempertimbangkan dukungan mereka. Barhoum mendesak agar mereka menghentikan pendanaan dan dukungan terhadap pemerintah Palestina dan pasukan keamanannya.(suaramedia)
