Kepala kepolisian Dubai Dahi Khalfan Tamim menegaskan akan mengeluarkan perintah penangkapan internasional terhadap Direktur Mossad Meir Dagan yang terlibat dalam pembunuhan pemimpin Hamas, Mahmoud al-Mabhouh, Januari lalu di Uni Emirat Arab.
Kepala polisi Dubai tersebut tidak mengesampingkan kemungkinan perintah penangkapan internasional Interpol tersebut.
Dahi menyatakan, pencopotan kepala Mossad Meir Dagan dari jabatannya diperkirakan akan terjadi karena "Israel tidak akan terima jika ada pecundang di antara mereka."
"(Meir) Dagan seharusnya sudah mengundurkan diri sejak lama karena peranan dinas intelijennya telah diungkap secara luas oleh kepolisian Dubai dan dunia, khususnya dengan pengusiran diplomat-diplomat Israel dari negara-negara Barat. Kami menyarankannya untuk menyelamatkan muka dan mundur, tapi dia tidak melakukannya," kata Dahi.
Kepolisian Dubai mungkin saja mengeluarkan perintah penangkapan internasional untuk Interpol terhadap Dagan karena terlibat dalam pembunuhan Komandan Hamas Mahmoud al-Mabhouh di sebuah hotel di Dubai.
"Saya ingin meminta dia (Dagan) ditangkap, tapi, segala hal selalu butuh waktu," kata Letjen Dahi. Pers Israel telah memberitakan bahwa Direktur Mossad Meir Dagan telah ditolak permintaannya untuk meneruskan jabatan itu dan ia akan mengundurkan diri dalam kurun waktu tiga bulan.
"Saya meminta negara-negara Arab memetik pelajaran dari peristiwa ini dan tidak menerima kehadiran pecundang di antara mereka," kata Dahi.
Menurut laporan itu, Dagan, yang telah menjabat Direktur Mossad sejak 2002, meminta tambahan masa jabatan selama satu tahun, namun permintaan itu ditolak.
Dagan diangkat sebagai kepala Mossad delapan tahun lalu oleh Perdana Menteri Ariel Sharon. Masa jabatan Dagan kemudian beberapa kali diperpanjang, dua kali pada pemerintahan Perdana Menteri Ehud Olmert dan, pada 2009, oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu selama satu tahun.
Bagaimanapun, kepala polisi Dubai tersebut sejak saat itu menyerukan agar Dagan mengundurkan diri. Seorang agen Mossad diusir dari Inggris, sementara Irlandia dan Australia masing-masing juga mengusir diplomat Israel karena tersangkut pembunuhan tersebut.
Seorang sumber yang dekat dengan Dagan mengatakan kepada kantor berita Reuters awal tahun ini bahwa kepala Mossad itu tidak akan mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir karena pengunduran diri sama dengan mengambil tanggung jawab.
Maret lalu, Dahi Khalfan menyatakan Israel hanya bisa menyalahkan diri sendiri, saat diplomat Israel diusir dari London.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Gulf News, Letjen Dahi Khalfan Tamim mengatakan, "Inggris menjalankan hukum dalam reaksinya mengusir diplomat Israel. Israel hanya bisa menyalahkan diri sendiri."
Sebelumnya, Dahi mengatakan kepada Gulf News bahwa ada sejumlah elemen dalam penyelidikan yang mengindikasikan keterlibatan Mossad dalam operasi pembunuhan tersebut.
"Saya yakin hal yang sama akan dilakukan negara-negara lain yang menyelidiki penyalahgunaan paspor mereka," kata Dahi kepada Gulf News. Prediksi tersebut terbukti benar kemudian hari.
Harian Israel, Maariv, menyatakan para pejabat Israel khawatir dengan dampak intelijen dan keamanan terkait perselisihan diplomatik tersebut.
"Para pejabat di Yerusalem (terjajah) takut bahwa langkah yang diambil Inggris juga akan membuat negara-negara lain yang identitas warganya dipergunakan dalam operasi – Irlandia, Australia, Jerman, dan Perancis – melakukan hal yang sama," kata surat kabar tersebut.
Menlu Inggris kala itu David Miliband menyatakan paspor-paspor tersebut dipalsukan dari paspor asli Inggris dalam sebuah operasi amat rumit yang mengindikasikan keterlibatan intelijen pemeintah Israel.(suaramedia)