Barang milik relawan dalam misi kemanusiaan "Flotilla to Gaza" di kapal Mavi Marmara yang diserang Israel, disarankan tidak perlu diambil karena diduga telah diberi racun. Karenanya, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) akan membiarkan barang relawannya yang tertinggal di kapal tersebut.
"Saran itu disampaikan oleh ketua tim kita dalam misi itu, yang menyebutkan agar barang-barang yang tertinggal di kapal (Mavi Marmara) tidak usah dibawa, karena ada kemungkinan semua barang tersebut sudah diracun oleh pihak Israel," kata Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia dr Sarbini Abdul Murad, Minggu (13/6/2010) malam.
Ia menjelaskan bahwa Ketua Tim Relawan MER-C Indonesia dalam misi itu, Nur Fitri Moeslim Taher, yang saat ini masih berada di Turki menyarankan tentang hal tersebut. Sarbini juga menjelaskan Tim MER-C yang berada di Yordania masih menunggu visa Mesir yang sampai sekarang belum keluar, untuk menuju ke Jalur Gaza melalui pintu Rafah, perbatasan Mesir-Gaza.
"Kami sudah menanyakan kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo mengenai hal itu, namun diinformasikan belum ada jawaban dari State Security Mesir," katanya.
Ia mengataan pada Senin (14/6/2010) pihaknya juga akan berusaha memasukkan aplikasi visa melalui Kedubes Mesir di Jakarta untuk tujuan yang sama, yakni mendapatkan akses agar bisa masuk ke Gaza melalui pintu Rafah.
Menurut dia, saat ini satu relawan yakni Nur Fitri Moeslim Tahir masih di Turki, sedangkan tiga lainnya yaitu dr Arief Rachman, Abdillah Onim, dan Nur Ikhwan Abadi masih berada di Yordania. Sedangkan jurnalis TV One Muhammad Yasin yang diundang MER-C, sudah pulang ke Tanah Air.
Ia menambahkan pada Rabu (9/6/2010) malam lalu, anggota Presidium MER-C dr Joserizal Jurnalis, Sp.BO bersama Voice of Palestine (VOP) bertolak ke Teheran, Iran untuk berkoordinasi dengan pihak terkait di sana mengenai rencana Iran mengirim kapal bantuan ke Gaza. "Tetapi perkembangannya belum dapat diinformasikan karena belum ada kabar dari dr Jose yang masih berada di Iran," katanya.
Menurut dia, MER-C akan melanjutkan misi ke Gaza pascapenghadangan konvoi kapal Freedom Flotilla dan penyerangan relawan di Mavi Marmara. "Kami akan terus berupaya untuk bisa masuk ke Gaza dengan berbagai cara guna membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza," kata Sarbini Abdul Murad.(kompas)