Penulis Artikel Insider israel mengusulkan situs-situs suci Islam harus dihancurkan dengan nuklir jika Israel dilukai oleh para ekstrimis Muslim.
Senjata nuklir merupakan senjata paling mematikan dan pembunuh massal yang pernah dibuat. Ledakan awalnya sepanas matahari, mampu langsung menguapkan seluruh kota. Setelah itu, para korban selamat pasti akan menderita dari ledakan dan mati dari keracunan radiasi. Beberapa generasi mendatang akan mengalami mutasi genetis, belum lagi kerusakan hebat terhadap lingkungan. Orang-orang tak bersalah dijamin akan menjadi korban selama bertahun-tahun setelah ledakan. Tapi tidak satupun dari kengerian itu yang terlalu buruk bagi Zionisme radikal Islamofobis.
Website Israel, Insider, mempublikasikan ulang artikel kebencian anti-Muslim paling tidak manusiawi yang pernah ada. Si penulis Zionisnya mengusulkan "Strategi Samson" yang bisa digambarkan sebagai pembantaian terhadap orang-orang tak bersalah, Muslim, dan non-Muslim, sebagai balasan karena menyerang Israel. Zionis sepemikiran lainnya berargumen setelah 11 September bahwa situs-situs suci Islam harus dihancurkan jika Israel dilukai oleh ekstrimis Muslim.
Namun penulis Insider memiliki rencana berbeda. Menghancurkan situs suci dari 1.5 milyar Muslim sebagai balasan terhadap aksi beberapa ekstrimis adalah kejahatan perang menurut Pasal 33 Konvensi Jenewa: "Tidak ada orang terlindungi yang boleh dihukum untuk sebuah pelanggaran yang tidak dia lakukan sendiri. Hukuman kolektif dan segala jenis intimidasi atau terorisme adalah dilarang."
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) secara rutin dituduh melakukan hukuman kolektif dalam perangnya melawan para negara tetangga. Banyak pengacara HAM, termasuk akademisi Israel, menganggap tindakan IDF sebagai satu bentuk terorisme negara. Meski demikian, tampaknya kebencian penulis Insider terhadap kaum Muslim secara kolektif begitu besar hingga dia tidak puas dengan kejahatan perang yang biasa. Alih-alih, dia ingin meluncurkan senjata nuklir rahasia Israel ke arah jutaan orang tak bersalah yang realitanya adalah sesama anak keturunan Ibrahim yang tidak ada kaitannya dengan konflik Israel-Palestina.
"Satu-satunya pilihan kita adalah untuk menyerang mereka lebih dulu, menyerang mereka begitu keras sampai mereka tidak bisa mewujudkan tujuan membunuh yang mereka miliki. Dan itulah mengapa penggunaan terbaik dari senjata nuklir Israel bukanlah dengan diarahkan ke pusat populasi musuh tapi ke arah pusat simbolis mereka," ujarnya.
"Ya, Makkah dan Madinah. Najaf dan Qum. Bukit Arafah dan Baalbek. Dan, jangan lupa, Al Aqsa dan Kubah Batu di Bukit Kuil Yerusalem."
Kemarahan genosidalnya itu didasarkan pada asumsi salah bahwa semua Muslim di semua tempat ingin membunuh setiap orang di Israel.
Jadi tidak diragukan lagi bahwa jika kaum Muslim akan memiliki bom itu, mereka akan melakukan segalanya untuk meluncurkan rudal ke arah kaum Muslim terlebih dahulu.
suaramedia