Mantan pimpinan aparatus keamanan internal Israel – Shabak – Avi Dichter telah menggagalkan sebuah kunjungan ke Spanyol karena takut akan penahanan atas latar belakang dari sebuah kasus yang didakwakan kepadanya dan para pejabat Israel lainnya karena melakukan kejahatan-kejahatan perang terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Kantor berita harian Yediot Ahronot memberitakan bahwa seorang anggota Knesset untuk partai Kadima, dipaksa untuk menggagalkan kunjungannya ke Madrid setelah kementerian Luar Negeri Spanyol menginformasikan bahwa pihaknya tidak dapat melindunginya dari penahanan tersebut.
Harian tersebut mengatakan bahwa Dichter diundang untuk menghadiri sebuah konferensi untuk sebuah koalisi organisasi perdamaian untuk megkonsultasikan tentang inisiatif perdamaian Arab, menambahkan bahwa ia meminta jaminan dari otoritas Spanyol bahwa ia tidak akan ditahan namun Madrid tidak meneydiakan pengamanan tersebut.
Kelompok hak asasi manusia Spanyol dan Palestina telah mengajukan tuntutan hukum terhadap para pejabat Israel karena melakukan sebuah kejahatan perang di daerah pinggiran Al-Daraj di kota Gaza pada tahun 2002 ketika angkatan udara Israel menjatuhkan satu ons bom di dalam sebuah daerah yang padat penduduk untuk membunuh Salah Shehade, mantan komando Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas. Bom tersebut membunuh Shehade bersamaan dengan para penduduk sipil termasuk sembilan anak dan lagi melukai sepuluh anak-anak yang lain.
Salah satu dari kejadian yang paling traumatis dalam sejarah Yahudi adalah pengusiran Spanyol dari komunitas besar Yahudi yang dimulai pada tahun 1492 oleh kerajaan Katolik yang berkuasa, Isabella dan Ferdinand. Kejadian tersebut menandai awal dari penyelidikan tersebut, adalah satu dari momen tergelap di sejarah Eropa.
Avi Dichter menghadapi pengusiran dirinya sendiri dari Spanyol baru-baru ini setelah ia pengusiran paksa dirinya sendiri dari Spanyol setelah ia diundang oleh organisasi non-kepemerintahan Spanyol untuk berpidato dalam sebuah konferensi tentang proses perdamaian Israel-Palestina. Ketika kementerian kehakiman Spanyol menginformasikan bahwa pihaknya tidak dapat menjamin imunitas dari penangkapan atas peranannya dalam pembunuhan Salah Shehade dan Operasi Cast Lead, ia dengan geram membatalkan perjalanannya, sehingga mengusir dirinya sendiri dari Spanyol bahkan sebelum ia tiba di tanah Spanyol.
Namun hal yang paling menghibur dalam pernyataan hiperbola dari Ditcher yang dikutip oleh kantor berita harian Yediot Achorot, yang menunjukkan bahwa gerakan tersebut untuk pertanggungjawaban internasional atas kemungkinan kejahatan perang Israel tersebut ternyata sangat kuat dan efektif dalam hal ini untuk mendapatkan perhatian mereka.
"Ini bukan yang pertama kalinya saya telah menghadapi sebuah situasi yang membawa sebuah resiko semacam itu, memasuki sebuah negara asing dan tidak teryakinkan apakah saya akan dapat menunggalkan negara tersebut secara damai, tanpa harus ditangkap. Penting untuk diingat bahwa hal ini bukan hanya sebuah ancaman bagi Avi Dicther; penangkapan semacam itu juga memiliki percabangan dari sebuah ancaman bagi negara itu sendiri. Ini merupakan hal yang aneh bahwa orang-orang dari Otoritas Palestina yang beroperasi di sana sebagai bagian dari mekanisme keamanan Palestina, dan memiliki sebuah catatan yang sangat diragukan, dapat memasuki Negara tersebut tanpa masalah. Spanyol harus mengasumsikan tanggung jawab untuk masalah ini dan saya optimis bahwa kami akan membebaskan diri kami sendiri pada akhirnya." (Suaramedia.com)