Kepala dinas mata-mata AS Dennis Blair mengatakan ia akan berhenti dari pekerjaannya. Pengumuman itu dilakukan setelah serangkaian kegagalan intelijen setelah dalam 16 bulan diwarnai dengan saling sikut antar badan intelijen.
Selama berbulan-bulan, Direktur Intelijen Nasional (DNI) Dennis Blair berada dalam masalah, dan dia menyadarinya. Begitu konstan dan kejamnya bocornya informasi dari Gedung Putih dan Kongres mengenai kemunduran Blair, sehingga ia sendiri membuka sebuah pidato baru-baru ini mengenai reformasi intelijen dengan gurauan bahwa penggantinya nanti adalah quarterback tim Redskins Donovan McNabb.
Tawa para hadirin agak diwarnai ketidaknyamanan, karena Blair sendiri menyoroti hal yang jelas dengan mengatakan bahwa bahkan bintang NFL (Liga Football Nasional) yang baru dibeli disebutkan untuk mengisi jabatan tersebut.
Semua orang agaknya tahu jabatan itu tidak akan berumur panjang. Masa jabatan 16 bulan Blair dihiasi dengan kegagalan intelijen, persaingan antar-intelijen dan kebocoran kepada pers yang memalukan.
Blair, yang akan menjadi sosok paling dikenal yang meninggalkan jajaran tim keamanan nasional Obama, mendapat kritikan keras setelah upaya pengeboman oleh kelompok terkait al-Qaeda untuk menjatuhkan pesawat AS pada Hari Natal lalu.
Keputusan resmi Blair untuk mengundurkan diri muncul pada hari Kamis pasca sebuah pertemuan dengan Presiden Barack Obama di Ruang Oval, demikian menurut dua orang staf kongres. Mereka mengatakan pada akhir pertemuan, sudah menjadi semakin jelas bahwa Blair kehilangan kepercayaan dari presiden.
Dalam sebuah pesan yang ditinggalkan untuk para stafnya, Blair mengatakan hari terakhirnya bekerja adalah 28 Mei.
“Dengan penyesalan mendalam saya memberitahu presiden hari ini bahwa saya akan mengundurkan diri dari jabatan direktur intelijen nasional,” kata Blair.
Pada Kamis malam waktu setempat, Obama merilis pernyataan singkat yang intinya menyatakan bahwa dirinya belum menyetujui pengunduran diri Blair.
“Semasa dia (Blair) menjadi DNI, komunitas intelijen kami melakukan pekerjaan yang mengagumkan dan efektif saat menghadapi tantangan keamanan, saya menghargai tujuan dan patriotismenya,” kata Obama.
“Dia dan saya sama –sama amat mengagumi pria dan wanita yang jadi anggota komunitas intelijen kami, yang memberikan layanan luar biasa dan tidak tergantikan bagi bangsa kita.”
Blair, seorang purnawirawan laksamana Angkatan Laut, merupakan direktur ketiga dan Badan Intelijen Nasional, sebuah posisi yang diciptakan untuk menanggapi kegagalan mencegah serangan 11 September.
Mundurnya Blair semakin mempertegas kekacauan dan persaingan antara sejumlah elemen berlainan dalam komunitas intelijen AS, masalah yang sama yang diidentifikasi Komisi 9/11 dan seharusnya ditangani direktur intelijen.
Dua orang pejabat pemerintahan lain mengatakan sejumlah kandidat telah diwawancarai untuk mengisi jabatan DNI, yakni mengawasi 16 badan inteljen yang dimiliki Amerika Serikat.
Sejumlah nama disebutkan sebagai kandidat potensial, termasuk penasihat top anti-terorisme John Brennan dan James R. Clapper, wakil menteri pertahanan untuk urusan intelijen.
Para pejabat tersebut menolak menyebutkan nama mengingat sensitifnya isu yang diperbincangkan.
Masa jabatan Blair dicoreng oleh perebutan kekuasaan antara Direktur CIA Leon Panetta seiring komentar publik kontroversial Blair setelah gagalnya upaya pengeboman pesawat AS pada Hari Natal.
Dua pejabat kongres tersebut mengatakan Blair telah kalah sejak berseteru dengan Panetta Mei tahun lalu terkait upaya Blair untuk menunjuk perwakilan khusus di seluruh kedutaan AS agar menjadi mata dan telinganya di luar negeri, daripada mengandalkan kepala pangkalan CIA di negara yang bersangkutan.
Gedung Putih tidak membela Blair melawan Panetta, yang mengirimkan pesan kepada seluruh anggota komunitas intelijen untuk mengabaikan ucapan Blair, demikian menurut dua staf senior kongres tersebut.
Yang lebih buruk, keributan tersebut pada akhirnya diakhiri dengan dukungan Blair kepada Brennan, yang menolak dipaksa melakukan mediasi, menurut seorang staf lain yang mengetahui masalah tersebut.
Kesaksian yang disampaikan Blair kemudian di hadapan Kongres tidak memperbaiki hubungannya dengan Gedung Putih, kata sumber-sumber tersebut, ketika ia mengakui ada sebuah tim interogasi intelijen elit yang dikenal dengan nama High-Valeu Interrogation Group (HIG) yang tidak dikerahkan untuk menanyai Abdulmutallab.
Blair mungkin telah merugikan dirinya sendiri dengan mengakui bahwa dirinya belum diajak dialog mengenai digunakan atau tidaknya unit HIG.
Sejumlah anggota parlemen Republikan mengkritik keputusan pemerintahan Obama karena tidak menjaga Blair agar tetap menangani masalah intelijen penting.
sumber: suaramedia